Kamis, 23 September 2021

Pelayanan Eksorsisme Dalam Gereja Masa Kini

PELAYANAN EKSORSISME DI GEREJA MASA KINI oleh : Adrianus Zebua Bimbingan dari : Didik Sulistyoadi Pemahaman Tentang Pelayanan Eksorsisme Pengertian Pelayanan Eksorsisme Eksorsisme atau dikenal dengan pelepasan lebih identik dengan kegiatan pengusiran setan, merupakan istilah yang digunakan dalam pelayanan terhadap orang yang kerasukan setan karena keduanya memang dimaksudkan untuk mengusir atau melepaskan setan dari hidup seseorang. Istilah pengusiran setan juga dipakai dalam dunia di luar Kristen, namun istilah pelayanan pelepasan pada kenyataannya lebih diterima di kalangan Kristen. Dalam gereja Katolik, eksorsisme dipahami sebagai tata cara pengusiaran roh jahat dengan menyebut nama Allah. Eksorsisme sering dipakai untuk pelayanan pengusiran setan Karen istilah itu berasal dari kata dasar exorcise yang berarti mengusir setan, membebaskan dari roh jahat. Sutoyo menjelaskan bahwa: Istilah eksorsisme berasal dari bahasa Latin exorcismus, yang diapdosi dari bahasa Yunani exorkizein mendesak, adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat lainnya dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sedang kerasukan setan. Mengenai pengusiran setan ini, Derek Prince mengatakan to exorcise diartikan sebagai mengusir roh jahat dari seseorang atau suatu tempat dengan berdoa, melakukan desakan dan ritual agamawi. Soekahar mengistilahkannya dengan exorcisme, yang artinya adalah pengusiran keluar roh-roh jahat dalam diri seseorang, dari suatu tempat, atau dari dalam suatu barang. Bagi kalangan gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik, arti pengusiran setan atau eksorsisme, sebagaimana dikatakan oleh McClung bahwa eksorsisme itu adalah tindakan mengusir roh-roh jahat atau setan dengan mengandalkan nama Yesus Kristus dan melalui kuasa-Nya. Secara ringkas Sutoyo mengatakan bahwa pengusiran setan yang sering disebut exorcisme tersebut adalah suatu usaha melepaskan atau membebaskan orang atau tempat dari pengaruh dan dirasuk oleh kuasa roh-roh jahat. Dari beberapa pengertian mengenai pengusiran setan di atas, masing-masing memiliki kesamaan dan unsur yang saling melengkapi yaitu adanya upaya untuk mengusir setan yang menguasai orang, tempat atau benda dengan mengandalkan nama Yesus dan kuasaNya. Akan tetapi, Peter Wagner menjelaskan bahwa ia lebih memilih istilah pelepasan dari pada mengusir setan dengan alasan bahwa ia mendapati orang-orang yang masuk dalam pelayanan ini tidak menyukai istilah mengusir setan sebab istilah itu mengandung hal-hal yang berkaitan dengan cara orang non Kristen menghadapi roh jahat. Mereka semua lebih suka istilah pelepasan. Dalam perkembangan pemakaian metode ini selanjutnya istilah “pelayanan pelepasan‟ (deliverance ministry) sebagai istilah yang lebih luas pemahamannya daripada eksorsisme. Dalam pelayanan pelepasan ini, penolong tidak hanya melakukan pengusiran setan-setan, melainkan juga berusaha membuat analisis kehidupan konseli (riwayat hidupnya). Misalnya, diselidiki apakah ia atau keluarganya terdekat terlibat okultisme atau tidak. Jika ada, harus diadakan doa pemutusan atau penyangkalan, dan kadangkala disertai pembakaran jimat-jimat. Klien kemudian dibimbing untuk memiliki hubungan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Eksorsime termasuk dalam kategori sakramentali dan bukan sakramen, yaitu tanda-tanda suci (signa sacra) yang diadakan dan dibentuk oleh Gereja dimana cara melakukannya memiliki kemiripan dengan sakramen yang memberikan efek terutama spiritual bagi yang menerimanya dengan perantaraan Gereja. Namun perlu disadari bahwa efektifitas spiritual yang dihasilkannya bukan hanya karena disposisi dari eksorsis maupun orang yang kerasukan melainkan terutama doa-doa yang dilambungkan oleh Gereja kepada Allah sebagai pengantara. Dengan kata lain sebagai tanda suci, eksorsisme mengandung daya efektifnya ex opera operantis ecclesiae, yang artinya melalui doa-doa Gereja. Dan hal ini harus selalu dikondisikan seturut kehendak Allah sendiri oleh karena Allah sendirilah yang menentukan efektivitas dari doa-doa yang dipanjatkan oleh eksorsis dalam melakukan eksorsisme. Pelayanan eksorsisme merupakan salah satu ciri khas dalam pelayanan gereja terutama pentakosta atau kharismatik karena memegang teguh pola pelayanan Yesus Kristus dan para rasul yang sering sekali melakukan pengusiaran setan sehingga dalam agama Kristiani, eksorsisme dilakukan dengan menggunakan "kuasa Kristus" atau "dalam nama Yesus". Hal ini berdasar pada kepercayaan bahwa Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk mengusir roh-roh jahat dalam nama-Nya (Matius 10:1; 10:8; Markus 6:7; Lukas 9:1; 10:17; Markus 16:17). Yesus mengusir setan sebagai sebuah tanda akan Kuasa Penyelamatan-Nya dan memberikan kuasa itu kepada para murid-Nya untuk melakukan hal yang sama. Eksorsisme biasanya dilakukan dengan berkata, demi nama Yesus Kristus, segala kuasa dalam bentuk atau manifestasi yang memperbudak orang ini diperintah keluar dari orang tersebut. Kalimat ini diucapkan dengan iman dan keyakinan penuh bahwa ketika Setan mendengarnya ia pasti pergi dari orang yang dirasukinya. Dalam hal ini penekanannya terletak pada iman bahwa nama Yesus sungguh berkuasa dan berotoritas untuk mengusir setan dan nama Yesus pulalah yang memberi kuasa pada hamba-Nya untuk mengusir setan agar keluar. Iman dan kepercayaan ini timbul oleh karena nama Yesus dan Firman Nya sungguh menjadi bagian hidup dan dihidupi oleh sang pelayan setiap hari dalam segala aspek kehidupannya (Rm. 10:17) sehingga dalam praktik pelayanannya, iman yang sama pulalah yang diyakini dan didemonstrasikan. Beberapa contoh Alkitab tentang pelayanan eksorsime, antara lain: Matius 8:16, kata-kata Yesus berkuasa, Yesus dapat mengusir roh-roh jahat dengan sepatah kata. Sudah sangat jelas bahwa Yesus melakukan pengusiran Setan, ini merupakan bagian penting pelayanan Yesus. Orang-orang dirasuk oleh Setan diusir. Yesus mengusir mereka dengan sepatah kata, ini menunjukkan supremasi kuasa Yesus. Para murid diberi otoritas untuk melakukan pengusiran Setan (Mat. 10:8; Mark. 6:6b-13; Luk. 9:1-6). Dalam teks ini menjelaskan bahwa, Yesus Kristus memberikan kuasa kepada para murid untuk menguasai Setan-Setan, untuk mengenyahkan dan mengusir mereka, sekalipun mereka itu begitu banyak, begitu licik, begitu garang dan begitu keras kepala. Kristus bertujuan untuk mengalahkan dan menghancur-leburkan kerajaan kegelapan, dan oleh sebab itu Ia memberi mereka kuasa atas semua Setan. Kisah Para Rasul 16:16-18. Ketika Paulus dan Silas pelayanan di Filipi, ia dibuntuti oleh seorang hamba perempuan sambil berseru, orang-orang ini adalah hamba Allah yang mahatinggi. Paulus tidak tahan dengan kelakuan hamba perempuan itu. Ia menghardik roh tenung itu dan berkata,demi nama Yesus Kristus! Seketika itu juga keluarlah roh tenung itu. Yakobus 4:7, tunduk kepada Allah. Suatu penyerahan total kepada Allah serta taat melakukan perintah Nya maka Allah menyertai sehingga orang Kristen dimenangkan dalam menghadapi kuasa Setan. Setan berusaha sedemikian rupa sehingga orang Kristen tidak taat kepada Allah dan mengikuti keinginannya, karena itu perlu hati-hati dan sungguh-sungguh melawannya. Jangan membiarkan Setan menakuti-nakuti dan membuat menyerah. Melainkan sungguh-sungguh menyerahkan seluruh hidup kepada Allah, dan melawan karena mengetahui strategi-strateginya serta yakin bahwa Setan yang telah diusir pasti pergi atau keluar. Markus 16:17, Pada waktu Yesus mengutus kepada murid-murid dalam memberitakan Injil. Salah satu tanda yang menyertai para murid berdasarkan janji-Nya yaitu para murid akan mengusir Setan demi nama Yesus Kristus. Artinya penggunaan nama Yesus Kristus memiliki otoritas dalam melakukan pengusiran Setan. Setan menjadi tunduk dan pergi karena para murid menyebutnya dalam doa, dengan menyebut nama Yesus Kristus. Lukas 10:17, pada waktu 70 murid diutus untuk memberitakan Injil dan kembali dengan gembira dan memberikan laporan kepada Yesus Bahwa Setan keluar dan ini terjadi karena kuasa yang diberikan. F. F. Bruce berkata, ketika utusan-utusan Tuhan Yesus melihat bahwa setan-setan itu keluar dari orang-orang yang mereka rasuki, maka inilah tanda bahwa Kerajaan Allah mengalahkan kerajaan si jahat. Sejarah Munculnya Pelayanan Eksorsisme Konsep kerasukan setan atau roh jahat dan praktik eksorsisme telah berusia sangat tua dan tersebar dimana-mana, dan mungkin berasal dari berbagai kepercayaan perdukunan prasejarah. Kitab-kitab Perjanjian Baru Kristiani mengikut-sertakan eksorsisme di antara keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Yesus karena hal ini, kerasukan setan ada dalam sistem kepercayaan Kristiani semenjak agama ini lahir, dan eksorsisme masih merupakan praktik yang dikenal di dalam agama Katolik, Ortodoks Timur dan beberapa denominasi Protestan. Gereja Inggris juga memiliki seorang eksorsis resmi di tiap keuskupannya. Menurut Ensiklopedi gereja tahun 1991, Eksorsisme ialah upacara pengusiran roh-roh jahat dari orang kerasukan atau kerasukan. Pada dasarnya pengusiran telah dimulai oleh Yesus kristus sendiri, dan pengusirannya tanpa upacara dan bacaan-bacaan, kecuali oleh kekuatan imannya sendiri. Sesudah setan atau roh jahat terusir maka terjadilah ketenangan hati dan kesadaran diri jelasnya Yesus telah mulai meneladani peperangan dengan setan dan Yesus menang dan roh jahat akan kalah. Pada gereja Katolik pengusiran roh jahat dipimpin oleh imam yang saleh atas izin uskup setempat. Eksorsisme adalah praktek untuk mengusir setan atau entitas spiritual jahat lainnya dari seseorang atau tempat yang diyakini telah dimiliki (diambil kontrol). Praktek ini cukup kuno dan merupakan sistem kepercayaan di banyak negara. Orang yang melakukan eksorsisme dikenal sebagai eksorsis atau pengusir setan yang merupakan dari anggota pendeta dengan keterampilan yang khusus. Eksorsisme dapat menggunakan doa-doa dan materi agama seperti gerak tubuh, air suci atau holy water, simbol agama dan lain-lain. Seorang eksorsis sering memanggil Tuhan, Yesus dan atau beberapa malaikat yang berbeda untuk melakukan eksorsisme. Secara umum orang yang dimiliki atau dirasuki tidak dianggap sebagai kejahatan diri mereka sendiri atau sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Oleh karena itu praktek eksorsisme lebih sebagai obat dari pada sebagai hukuman. Ritual pertama biasanya akan memastikan benar-benar bahwa tidak ada kekerasan jika pun ada potensi kekerasan maka hanya diikat saja. Konsep kepemilikan oleh roh-roh jahat dan praktek eksorsisme sangatlah kuno dan tersebar luas dan kemungkinan berasal dari jaman prasejarah atau kepercayaan shamanistic. Dalam perjanjian baru pengusiran setan merupakan keajaiban yang dilakukan oleh Yesus oleh karenanya kerasukan setan itu merupakan bagian dari sistem kepercayaan Kristen sejak awal dan eksorsisme merupakan praktek yang masih diakui oleh Katolik, Orthodoks Timur dan beberapa sekte protestan. Setelah masa renaissance (renaisan) atau pencerahan, praktek pengusiran setan berkurang bagi sebagian kelompok agama dan penggunaanya telah menurun, terutama masyarakat barat. Umumnya pada abad ke-20 penggunaan eksorsisme terutama ditemukan di Eropa Timur dan Afrika, dengan beberapa kasus mendapatkan media yang mencukupi seperti kasus Annalise Michel. Ini terutama karena studi psikologi dari fungsi dan struktur otak atau pikiran manusia, banyak kasus sebelum dilakukan eksorsisme sering dijelaskan sebagai produk penyakit mental. Pada tahun 1973 dengan rilisnya film The Exorcist pengusiran setan menjadi pusat perhatian dan mendapat respon besar dari masyarakat Amerika Serikat dan Eropa dan kepercayaan akan eksorsisme menemukan tempat di masyarakat. Eksorsisme bermula dari masa pelayanan Tuhan Yesus, ini terbukti dengan banyaknya ayat-ayat dan cerita-cerita mengenai Yesus mengusir sendiri setan dengan kuasa- Nya yang diberikan Tuhan, kemudian kepada murid-murid Yesus atau kedua belas Rasul. Dalam Matius 8:28-34 bdk., Markus 5: 1-20; Lukas 8: 26-39 diceritakan setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak ada seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: Apa urusan- Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya? Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya. Katanya: jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu. Yesus berkata kepada mereka: pergilah! lalu keluarlah mereka dan masuk kedalam babi babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceritakannyalah segala sesuatu, juga tentang orangorang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak, supaya ia meninggalkan daerah mereka. Dalam upaya menambah kemanjuran kuasa yang diberikan oleh Kristus dan untuk melindungi orang beriman dari para tukang sihir dan dukun, Gereja mendirikan sakramentali yang khusus, yaitu Eksorsisme. Eksorsisme hanya dapat diberikan secara eksklusif oleh uskup dan imam (oleh karenanya tidak pernah oleh umat awam) yang telah menerima ijin secara khusus dan langsung untuk melakukan eksorsisme Hukum Kanonik (Kanon 1172), yang mengatur mengenai eksorsisme, mengingatkan kita bahwa sakramentali itu, yang berbeda dengan doa pribadi (kanon 1166) juga dikaruniai dengan kuasa petisi Gereja. Kanon 1167 juga menjelaskan bagaimana sakramentali-sakramentali harus diberikan dan dengan ritus dan formula yang telah disetujui Gereja. Dahulu ritual eksorsisme dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dengan ekstrak akar beracun atau lainnya dengan menggunakan pengorbanan. Gereja Katolik merevisi ritus eksorsisme pada januari 1999, meskipun ritus tradisisonal diperbolehkan sebagai pilihan. Tindakan pengusiran setan dianggap sebagai tugas spiritual yang berbahaya, dalam Anglikanisme pada tahun 1974 Gereja Inggris mendirikan Pelayanan Pelepasan dan menciptakan di setiap keuskupan di negara itu sebuah tim yang terlatih dalam eksorsisme dan psikiatri, meskipun kasus yang membutuhkan eksorsisme cukup langka kadang dalam perjalannnya dapat dijelaskan sebagai penyakit psikologi. Dalam Protestanisme juga mengakui eksorsisme meskipun pada prakteknya kurang formal seperti dalam Gereja Katolik. Mereka juga menunjuk orang-orang di tempat untuk digunakan dalam keadan seperti ini. Beberapa denominasi melakukan eksorsisme sangat cermat dan hati-hati beberapa mungkin melakukannya secara rutin dan sebagai bagian dari ibadah rutin. Tujuan dari eksorsisme ada dua, salah sataunya adalah pelepasan bagi orang yang terobsesi (Obsession). Namun demikian hal awal dan tujuan yang pertama adalah untuk mendiagnosa sering diabaikan. Hal yang benar adalah sebelum dilakukan eksorsisme pelaku eksorsis terlebih dahulu bertanya kepada pasien atau keluarganya apakah perlu untuk dilakukan eksorsisme. Namun hanya melalui eksorsisme lah yang dapat secara pasti diketahui apakah ada kekuatan setan. Setiap fenomena yang di alami baik itu gejala aneh atau tidak dapat dijelaskan pasti memiliki suatu penjelasan alami. Bahkan saat berhadapan dengan fenomena kejiwaan dan parapsikolog mungkin tidak ada yang memiliki data yang cukup untuk dapat mendiagnosa. Hanya melalui eksorsisme yang sesungguhnyalah dapat yakin apakah sedang berhadapan dengan kekuatan setan atau tidak. Jadi tujuan yang paling utama dan yang terpenting dari eksorsisme adalah untuk mendiagnosa, yaitu harus yakin apakah gejala-gejala yang terjadi disebabkan oleh kekuatan setan atau sebab-sebab yang alami. Dalam hal kepentingan tujuan akhir yang spesifik dari eksorsisme adalah pelepasan dari kehadiran atau penyakit yang disebabkan oleh kekuatan yang jahat. Merupakan hal yang sangat penting untuk mengingat urutan yang logis ini (pertama-tama untuk mendiagnosa kemudian untuk penyembuhan) yang harus diterapkan oleh eksorsis untuk menentukan tanda-tanda dengan tepat. Juga sangan penting untuk mengenali dan mengingat tandatanda yang terjadi sebelum eksorsisme, saat eksorsisme, dan setelah eksorsisme dan perkembangan dari tanda-tanda selama masa proses eksorsisme. Tidak dipungkiri bahwa pengusiran setan atau eksorsisme di luar Kristen memang ada dan bahkan sudah ada pada jaman Babel kuno, orang Mesir, orang Yunani dan Yahudi. Soekahar menjelaskan seperti yang dikutipnya dari William Barclay bahwa ada beberapa hal yang diperbuat oleh para exorcist dalam mengusir setan dari seseorang, yaitu dengan berusaha mengetahui nama iblis atau setan yang merasuk orang itu dengan maksud supaya setelah mengetahui namanya maka excorcist akan mencari nama roh yang lebih kuat dari setan-setan yang merasuk orang itu agar roh yang lebih kuat tadi mengusir roh yang lebih lemah itu. Demikian perkembangannya, tetapi dewasa ini praktiknya memang berubah, karena selama beberapa dekade terakhir, dalam Gereja berkembang paham rasionalisme yang berlebihan, sehingga eksistensi roh jahat kurang disadari bahkan diragukan. Tetapi tentunya hal ini merupakan ekses, karena dianggap tidak ada, maka ekses ini membuat roh jahat bekerja secara bebas dan merajalela. Dan ada juga ekses yang lain yang justru kebalikannya, bukannya tidak percaya adanya roh jahat, tetapi justru melebih-lebihkan keberadaan roh jahat, yaitu ekses melihat setan di mana-mana, tentunya ekses ini menunjukkan ketidakseimbangan. Oleh karena itu menghadapi realitas kehadiran roh jahat perlu sikap seimbang dan kebijaksanaan. Realitas roh jahat ini ada dan hanya dapat diatasi oleh kuasa Allah saja, tetapi dalam praktik pelayanan eksorsisme/pelepasan diperlukan sikap yang seimbang dan discernment (pembedaan roh) yang sungguh-sungguh. Tujuan Pelayananan Eksorsisme Di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, manusia dewasa ini banyak yang tidak memahami tujuan hidupnya, meskipun dunia dengan berbagai semaraknya menawarkan gaya hidup dengan isme-isme tertentu, seperti gaya hidup yang hedonisme, materialisme dan konsumerisme, akan tetapi semua itu tidak dapat memuaskan hati manusia, sebab hati manusia diciptakan untuk Allah, sehingga dalam hati manusia yang terdalam ada suatu kerinduan yang mendasar, yaitu kerinduan akan Allah. Akan tetapi pada kenyataannya dalam pencariannya, manusia tidak selalu menemukan Allah, bahkan tidak jarang disesatkan dari tujuan hidupnya. Di sinilah dapat dilihat peranan si jahat yang selalu berusaha menjauhkan manusia dari tujuan hidupnya, berusaha menjauhkan manusia dari Allah, bahkan bila mungkin ia akan berusaha sekuat tenaga agar manusia kehilangan keselamatan jiwanya. Satu realitas dalam kehidupan Kristiani yang akan selalu dijumpai ialah adanya pengaruh roh jahat, hal ini terdapat dalam Kitab Suci, ajaran Gereja, pengalaman para kudus dan orang Kristen sepanjang sejarah Gereja. Dan dari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci, jelaslah bahwa roh-roh jahat mempunyai pengaruh yang nyata dalam kehidupan manusia dan tempat-tempat tertentu. Semua pengaruh roh jahat bersifat negatif destruktif, karena tujuan roh jahat hanya satu, yaitu berusaha menghancurkan manusia seluruhnya, terutama menghancurkan keselamatan jiwanya. Akan tetapi, satu hal yang harus disadari bahwa Tuhan Yesus Kristus melalui wafat dan kebangkitan-Nya telah menang atas kuasa dosa, maut dan kuasa kegelapan. Sehingga walaupun secara kodrat, roh jahat lebih kuat dari manusia, karena seperti yang dinyatakan bapa-bapa Gereja, bahwa roh jahat adalah para malaikat yang telah jatuh dan memberontak kepada Allah. Walaupun roh jahat lebih kuat, tetapi harus disadari bahwa ia tidak berdaya bila berhadapan dengan Allah, oleh karena itu asalkan bersama Yesus dan tetap bersatu dengan Kristus, maka roh jahat tidak dapat berbuat apa-apa dan dapat dipatahkan kuasanya. Pelayanan eksorsisme senantiasa mempunyai tujuan. Dari paparan di atas, tujuan utama dari pelayanan eksorsisme untuk mendekatkan orang peraya kepada Allah sehingga tidak lagi hidup dalam dunia kegelapan dan percaya terhadap kuasa dil uar kekristenan karena dipuaskan oleh kebenaran Allah. Adapun poin-poin misi yang menjadi tujuan pelayanan eksorsisme antara lai: Melepaskan Diri Dari Ikatan Iblis Ada begitu banyak ikatan-ikatan yang bisa menjerat kehidupan orang percaya. Ikatan ini membentuk sebuah benteng-benteng pertahanan (kubu pertahanan diri) sehingga seseorang bisa memeprcayai dausta dan hal yang diluar kepercayaannya sebagi orang Kristen. 2 Tesalonika 2:11-12 mengatakan Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Maka dari itu, orang Kristen perlu menyadari banhwa Yesus memberikan jalan bagi setiap orang yang percaya kepadaNya, jika seseorang sungguh-sungguh berada dalam jalan-jalanNya maka orang tersebut pasti mendapatakan kelepasan, kedamaian, kebahagiaan bahkan kesejahteraan yang dijanjikanNya. Itulah yang menjadi tujuan dari pada pelayanan eksorsisme yang dilakukan oleh hamba-hamaba Tuhan di masa sekarang, yaitu dengan melepaskan dari ikatan Iblis. Memulihkan Rohani Semenjak manusia jatuh dalam dosa, iblis dengan semangatnya menguasai kehidupan manusia dan berusaha menjauhkan manusia dengan Allah, sehingga manusia terus hidup dalam kegelapan dan kemualiaan Allah yang ada dalam diri manusia telah hilang (Roma 3:23). Dengan keaadaan inilah manusia mengalami kehancuran baik secara jasmani maupun secara Rohani karena roh jahat atau iblis telah menguasai dan merasuki kehidupan manusia serta engambil otoritas dalam kehidupan manusia. Betapa Tuhan berduka atas kehancuran yang dialami oleh manusia akibat muslihat dari iblis. Tuhan rindu memulihkan bagian-bagian yang hancur dengan menyatukannya kembali dan merekatnya dengan kasih dan anugrah (Roma 3:24) melalui datangnya Yesus sebagi perantaran untuk menjadikan manusia yang sudah rusak untuk dipulihkan. Maka dari itu, manusia perlu menyadari dan memikirkan apa artinya menjadi utuh. Pertama-tama manusia perlu memahami bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagi makhluk trikotomi (tiga bagian)yang terdiri dari Roh, jiwa dan tubuh. Roh membuat seseorang dapat berhubungan dan bergaul dengan Allah. Jiwa adalah bagian dalam diri manusia yang terdiri dari pikiran, kehendak dan perasaan. Sementara tubuh adalah bagian diri manusia secara fisik. Ketika Yeus melayani manusia, Dia menangani ketiga aspek dalam diri mansuia ini. Itulah yang menjadi tujuan pelayanan eksorsisme yaitu memulihkan setiap rohani manusia. Mendewasakan Dan Memuridkan Mendewasakan dan memuridkan merupakan tujuan utama dari pada kebenaran Firman Tuhan. Dalam Alkitab ditekankan melalui amanat agung yang ada agar Firman Allah dapat tergenapi. Berangkat dari pelayanan Yesus disaat Dia menyembuhkan orang yang kerasukan (Lukas 8:26-39), ada suatu indikasi bahwa Yesus ingin memuridkan mereka dengan berkata kepada orang yang disembuhkan suapaya dia bisa mebmeritakan tentang Yesus kepada semua orang. Jenis-jenis Pelayanan Eksorsime Dengan semakin berkembangnya pelayanan eksorsime di kalangan keKristenan masa kini, pelayanan eksorsime dikelompokan ke dalam dua kelompok bentuk pelayanan yaitu, eksorsisme pribadi dan eksorsisme agung. Dalam teologi moral semenjak Konsili Trente, di temukan ajaran yg selalu konsisten mengenai peran eksorsisme dalam pelayanan pastoral. Santo Alfonsus Ligouri menjelaskan, "eksorsisme pribadi diperbolehkan bagi semua orang kristen; eksorsisme agung hanya diperbolehkan bagi para pelayan yang ditunjuk unutk itu, dan hanya dengan izin langsung dari uskup." Adapun jenis jenis dari eksorsisme yang berbeda secara mendasar adalah eksorsisme agung atau besar (solemn exorcism) dan eksorsisme pribadi (private exorcism). Namun, Noldim dalam teologi moralnya membuat pembedaan lebih jauh antara eksorsisme agung dan eksorsisme sederhana (simple exorcism). Menurutnya, ada empat macam eksorsisme; Eksorsisme agung, yakni dilakukan dengan maksud mengusir iblis. Eksorsisme sederhana yakni yang dilakukan dengan maksud mengekang kuasa iblis supaya tidak mengganggu orang atau benda. Eksorsisme publik yakni yang dilakukan oleh pelayan Gereja, atas nama Gereja, dan dengan autoritas Gereja. Eksorsisme pribadi, yakni yang dilakukan oleh seseorang atas namanya sendiri. Pembedaan anatara eksorsisme agung dan eksorsisme sederhana didasarkan pada kebutuhan pastoral. Eksorsisme agung diperlukan bilamana ada orang yang dikuasai iblis, sedangkan eksorsisme sedrhana mencukupi untuk mengekang iblis. Pembedaan antara eksorsisme publik dan eksorsisme pribadi didasarkan pada autoritas yang digunakan. Eksorsime publik dilakukan dengan autoritas Gereja, sedangkan dalam eksosrsisme pribadi seseorang bertindak atas namanya sendiri sebagai orang Kristen. Model-model Pelayanan Eksorsisme Sejak permulaan, Gereja selalu menyadari betapa pentingnya suatu perlindungan dari Allah, yaitu perlindungan dari segala gangguan dan serangan kuasa kegelapan. salah satu kebutuhan terbesar Gereja ialah perlindungan terhadap kejahatan yang disebut Iblis. Kejahatan bukanlah hanya kekurangan akan sesuatu hal (absentia boni), melainkan suatu kekuatan yang aktif, suatu makhluk yang hidup, yang bersifat rohani, yang sesat dan menyesatkan. Suatu realitas yang dahsyat, misterius dan mengerikan. Maka dari pada itu beberapa model pelayananan eksorsisme yang bisa dilakukan oleh gereja masa kini dalam memberikan perlindungan bagi gereja untuk menhghadapi kejahatan Iblis yang akan mengganggu kehidupan orang percaya. Berikut adalah model pelayananan eksorsisme: Pelayanan Terhadap Orang Yang Kerasukan Istilah kerasukan setanberasal dari kata Yunani daimonizomai. Kata ini telah diterjemahkan ke dalam kata Inggris aemonpossession (KJV). Kata Possessionmenurut Oxford Inglish Dictionary, berarti the visible possibility of exercising over a thing such control as attaches to lowful ownership. Dari defenisi tersebut, maka kerasukan merupakan suatu keadaan dimana iblis sedang menguasai kehidupan orang yang dirasukinya dan menempatkannya secara penuh dibawah kontrolnya. Perlu dipahami bahwa setiap orang di dunia ini bisa dikuasai oleh roh jahat bahkan orang yang sudah Kristen pun juga bisa dikuasai roh jahat. Memiliki agama Kristen, sering ke gereja tidak menjamin seorang itu bebas dari kuasa setan. Apabila orang itu masih belum percaya serta menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, belum hidup dalam pertumbuhan rohani, belum mau hidup dalam pimpinan Roh Kudus, masih suka melakukan dosa, maka jelas bahwa kuasa roh kegelapan yaitu setan sangat mudah menguasai atau merasukinya. Mc Candlish Phillips mengatakan: Roh-roh jahat mendatangi seseorang dan seolah-olah berdiri pada pintu gerbang hati nuraninya. Roh-roh jahat mempunyai kuasa untuk memperkenalkan usul-usul secara langsung kepada pikiran manusia, dengan menghubungkannya dari imajinasi-imajinasinya yang jahat kepada pikiran manusia. Dengan cara-cara ini mereka mencobai seseorang atau mereka menanamkan pemikiran mereka atau dusta mereka dalam pikirannya. Dari keterangan Phillips tersebut menegaskan bahwa strategi atau cara-cara setan menguasai manusia baik mulai dengan mempengaruhi pikiran manusia, mengikat bagian-bagian dari kehidupannya dan kenudian menguasai untuk seluruh kehidupan seseorang. Ada beberapa ciri orang kerasukan menurut Anneliese Michel, yaitu: Ketika berdoa muncul bayangan wajah yang menyeringai yaitu Fratzen (sudah terjadi beberapa kali) dan disertai rasa takut,  mengalami sejumlah ketidaksadaran yang pendek disertai rasa depresi, mulai mencium bau busuk yang mengerikan yang tidak dicium oleh orang lain, mulai mendengar ketukan pintu di kamarnya membuatnya kejang dan menggeliat dan berteriak, menghalanginya makan dan minum dan tidur, ketika diperecik air suci, dia mulai berteriak dan mengamuk, dan apa yg kudus dijadikan profan : para setan membenci air suci dan semua benda suci. Adapun cara dalam melayani orang kerasukan, yaitu Seoarang eksoris, tidak bisa melawan iblis dengan ikut-ikutan cara orang lain (Kis. 19:13). Harus sudah percaya kepada Tuhan. Setan diusir dalam nama Tuhan Yesus disertai dengana puji-pujian. Bergantung penuh kepada kuasa Tuhan. Dalam pelayanan melepaskan orang yang kerasukan, sebisa mungkin jangan sendiri tetapi lakukanlah dengan tim. Meminta Tuhan menutup bungkus dengan kuasa-Nya untuk melindungi keluarga (baik keluarga yang dilayani maupun yang melayani). Harus mempunyai kehidupan yang holistik (terutama yang melayani pelepasan) Pelayanan Terhadap Orang Yang Memegang Okultisme Menurut pendapat H. Soeakhar dalam buku yang berjudul Santanisme dalam pelayanan Pastoral mengatakan: Okultisme sebenarnya berasal dari kata latin Occultus, artinya: tersembunyi, rahasia, sial, celaka, gaib, gelap. Dan misterius. Jadi okultisme berarti penglibatan diri dengan kuasa, kegelapan, gaib, agar mengalami hal-hal rahasia aneh, dan misterius. Dalam kenyataannya, banyak manusia pada terlibat kuasa kegelapan, baik yang aktif maupun yang pasif. Dalam perjalanan hidup dan kehidupan manusia, seolah-olah didominasi oleh kegelapan. Pada masa manusia masih dalam kandungan, manusia sudah diserahkan kepada kekuasaan yang tidak dikenal (3 bulan, 7 bulan, dan pada saat lahir). Begitu pula setelah lahir pada massa anak-anak, masa remaja (masa pergaulan), masa muda (masa pemantapan), hidup berkeluarga (masa perjuangan), masa tua, masa kematian, dan sebagainya sepintas perjalanan hidup manusiadengan adanya kuasa yang tak dikenal. Keterlibatan dalam penggunaan okultisme bukan saja memandang kesediaan manusia atau tidak. Mau tidak mau mereka pasti menerimanya, sebab ini akan masuk melalui garis keturunan. Dalam Keluaran 20:5 dan Ulangan 5:9 berkata Jangan sujut menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunanya yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Ayat ini masih berlaku dan relevan. Hal tersebut berbicara menegenai kekafiran dan kefasikan nenek moyang yang diturunkan kepada keturunannya. Maka dari itu, pelayanan terhadap orang yang masih memegang okultisme perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memerlukan waktu yang tidak sedidkit. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk pelayanan terhadap orang yang masih memegang okultisme, yaitu Harus disadari bahwa saat melakukan doa pelepasan, seorang konselor/hamba Tuhan sudah persiapn dengan matang. Dalam melakukan doa pelepasan, tidak harus menumpang tangan. Dalam doa pelepasan, seorang konselor/hamba Tuhan tidak selamanya harus tetap tutup mata, bisa sewaktu-waktu buka mata. Isi doa pelepasan adalah pengakuan terhadap semua dosa okultisme, dengan memohon pengampunan kepada Tuhan atas segala dosa yang berkaitan dengan okultisme dan menolak serta mematahkan segal intervensi pekerjaan iblis dan menyerahkan hidup secara total kepada Yesus Kristus Setelah dilakukan doa pelepasan, harus ada aksi/atau tindakan dari seseorang yang telah dilepaskan dari kuasa okultisme. Dan perlu disadari juga bahwa pelepasan seseorang dari ikatan kuasa gelap atau belenggung okultisme bukanlah tujuan akhir pelayanan pelepasan, akan tetapi tujuan akhir pelayanan pelepasan adalah kemuliaan Tuhan, pelipatgandaan dan pertumbuhan Rohani. Untuk itu, setelah pelepasan pembinaan Rohani harus dilakukan sebagai tindak lanjut. Pelayanan Terhadap Orang Yang Terlibat Ilmu Ramal Kata ramal diambil dari bahasa Arab yaitu raml yang artinya adalah suatu ilmu untuk menafsir, menilik, melihat atau memprediksi nasib seseorang, atau apa yang akan terjadi di masa depan. Ramalan adalah usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan atas pertanyaan atau situasi melalui cara-cara okultisme atau ritual tertentu. Ramalan digunakan juga untuk mengetahui masa depan melalui cara-cara yang umumnya dipandang tidak rasional. Orang yang melakukan ramalan biasa disebut sebagai peramal, tukang/juru ramal, atau ahli nujum. Dikalangan kekristenan masa kini, masih banyak orang Kristen yang masih membaca ramalan bintang, padahal Alkitab dengan tegas melarang ramalan, sihir dan nujum (Ul. 18:10-14). Umat Allah harus taat kepada Allah saja (Ulangan 18:15). Setiap sumber petunjuk, informasi, atau pewahyuan yang tidak datang dari Allah, harus ditolak mentah-mentah (Lihat Kisah Rasul 16:16-18). Alkitab secara jelas meujuk kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya fokus iman yang benar (Kis. 4:12; Ibr. 12:2). Iman percaya Kristen hanya didalam Allah saja dan menyadari bahwa hanya Dia yang mengarahkan jalan kehidupan manusia (Amsal 3:5-6). Iman percaya yang tidak ditujukan kepada Allah merupakan sebuah kesalahan. Oleh sebab itu, ramalan merupakan sesuatu yang harus ditolak oleh orang Kristen. Maka dari itu, orang Kristen harus dilepaskan dari keterlibatan terhadap ilmu ramalan ini. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, namun sebagi orang percaya mau tidak mau, harus dilepaskan dari hal ini, sebab hanya Tuhan lah yang bisa dipercayai. Dengan demikian, cara melakukan pelepasan unttuk menolong orang yang terlibat didalamnya adalah sebagi berikut: Hamba Tuhan sebisa mungkin menganalisa setiap masalah yang terjadi, dengan melihat masalah tersebut dari dua hal yaitu masalah natural (masalah yang dapat dianalisis secara rasio) dan masalah supranatural (masalah yang tidak dapat dianalisis secara rasio). Jikalau analisi salah, maka pertolongannya pun bisa salah. Tidak semua masalh ditimbulkan oleh iblis, tetapi kalau iblis terlihat, pasti menimbulkan masalah. Oleh sebab itu seorang eksorisharus bijak dalam hal ini. Seorang eksoris membongkar berdasarkan Firman Tuhan dengan mendorong pihak yang dilayani untuk tidak malu menceritakan keterlibatannya dengan kuasa kegelapan (Ulangan 18:9-13), serta mengakui dengan jujur dihadapan Allah (Yohanes 1:9; I Timotius 1:13). Berdoa (Yohanes 20:23; Matius16:19) dan menuntun orang yang dialayani untuk menerima Yesus sebagi Tuhan dan Juru Selamatnya (Mat. 12:43-45; Wahyu 3:20). Cara-cara Pelayanan Eksorsisme Melakukan pelayanan eksorsisme, bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh seorang hamba Tuhan atau seorang eksorsis. Maka dari pada itu, diperlukan sautu strategi atau cara dalam melakukan pelayanan ini. Ada pun cara pelayanan eksorsisme secara umum yang dapat dipraktikkan oleh gereja Tuhan atau orang percaya, yaitu: Menghardik Praktik pelayanan eksorsisme yang ditunjukkan dalam Lukas 4:35 menyebutkan Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Perlu dicatat di sini bahwa Yesus mengusir setan yang merasuki orang di dalam rumah ibadat itu dengan cara menghardiknya. Kata menghardik dalam versi BGT dipakai evpeti,mhsen (epetim sen)) dari evpitima,w (epitimao) yang berarti: menghardik; berbicara dengan serius; memperingati; melarang; menghukum. Sedangkan kata menghardik ini menurut Kamus Besar Bahasa Indo-nesia (selanjutnya disebut KBBI) berarti mengata-ngatai dengan kata-kata yang keras; membentak-bentak.” Dengan demikian ketika di hadapanNya ada orang yang dirasuk Iblis maka Yesus menggunakan otoritas dan kuasa ilahi dan meng-ekspresikannya dengan kata-kata yang keras mengusir keluar setan atau pun roh-roh kegelapan untuk pergi meninggalkan orang yang dirasuki itu sehingga pergilah setan itu. Tindakan yang sama yaitu menghardik ini dilakukan oleh Yesus juga untuk mengusir sakit demam pada ibu mertua Simon dan seketika itu juga sembuhlah ia (Luk 4:39). Jadi dapat diketahui bahwa untuk megusir setan dari orang yang kerasukan itu Yesus tidak melakukannya dengan kata-kata yang bersifat memohon tetapi dengan tegas dan keras yaitu menghardiknya dan yang terjadi berikutnya adalah setan pun keluar dari orang yang dirasukinya. Inilah mujizat pertama yang dicatat dalam Injil Lukas dan yang kemudian diikuti mujizat-mujizat berikutnya. Bahwa apa yang diperbuat Yesus dengan menghardik setan itu bukan tanpa kuasa. Sudah barang tentu banyak orang lain yang ketika disinggung emosinya juga akan berbuat serupa dengan ungkapan menghardik, bedanya mereka hanya emosional manusiawi. Ketika Yesus menghardik jelas Dia menyatakan otoritas ilahiNya sehingga tidak ada satu pun di alam semesta ini yang tidak tunduk perintahNya. Memerintahkan Keluar Selanjutnya, dengan menghardik tersebut Yesus mengatakan Diam, keluarlah dari padanya!" (Luk. 4: 35). Pada kasus ini Yesus memerintah setan supaya diam tetapi pada kasus yang lain seperti pengusiran setan dari orang yang di Gerasa Yesus menanyakan dahulu pertanyaan Siapakah namamu? Jawabnya: Legion, (Luk. 8:30). Dilanjutkan dalam ayat 32: lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka. Dengan demikian adakalanya Yesus tidak perlu memberi kesempatan dialog sama sekali namun ada kalanya berdialog dengan setan, itupun hanya singkat seperlunya. Ketika Yesus menyuruh diam pada setan yang merasuki orang di rumah ibadat di Kapernaum itu, Yesus bermaksud supaya menghentikan segala perkataan setan mengenai kedudukan Yesus, Dia mau supaya semua orang menerima sendiri dari apa yang ajarkan Yesus dan bukan dari setan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Boland dan Naipospos: Dan dengan segera Yesus menengking (menghardik) dia, sebab Ia menolak bantuan dan propaganda untuk kedudukanNya sebagai Mesias dari pihak kuasa-kuasa setan!. Kemudian setelah Yesus menyuruh diam setan itu, maka Yesus memerintahkan supaya setan keluar dari orang itu dengan perkataan keluarlah dari padanya!" Dalam BGT disebutkan e;xelqe dari kata evxe,rcomai ekserkhomai yang berarti go out, come out, get out, go away (keluarlah, pergilah). Yang terjadi berikutnya adalah setan itupun keluar dari orang itu. Dalam Injil istilah yang biasa dipakai untuk meggambarkan tindakan melepaskan seseorang dari setan dalam kata kerja bahasa Yunani adalah evkba,llw (ekballo) yang berarti 1. drive out, 2. send out, 3. take out. Menurut Hasan Sutanto, kata ekballo terditri dari beberpa arti yaitu melempar ke luar; mengusir; membawa ke luar; menyuruh pergi; membawa; mengucilkan; menghina; memfitnah. Istilah ini dalam Alkitab bahasa Inggris sering dierjemahkan sebagai to drive out, namun KJV menterjemahkannya dengan istilah to cast out. Sebagai contoh bisa didapati dalam Matius 7: 22, LAI menterjemahkan dengan mengusir, NIV menggunakan istilah drive out tetapi KJV cast out. Jadi mengusir setan dengan menyuruhnya keluar didalam nama Tuhan Yeus kristus, maka setan tersebut akan keluar sebab nama Tuhan lebih berkuasa dan bisa mengalahkan kuasa roh jahat yang adala didlam diri manusia. Syarat-syarat Pelayanan Eksorsisme Pelayanan eksorsisme merupakan hal yang tidak dapat dilakukan tanpa sebuah persiapan dan persyaratan yang cukup matang. Alkitab pun merujuk beberapa catatan pendekatan untuk memahami persyaratan dalam melakukan pelayanan tersebut. Yang harus dimengerti dari bagian ini adalah bukan syarat yang bersifat formulatif apalagi teknis, tetapi lebih bersifat syarat normatif, karena Yesus tidak mengajukan syarat spesifik apapun kepada para muridNya untuk melakukan pelayanan sepeti yang Ia lakukan tersebut. Beberapa ayat menyatakan mereka yang Yesus maksud untuk dapat melakukan pelayanan pengusiran setan adalah : orang yang percaya (Mrk. 9: 23). Dan contoh figur orang yang percaya pada waktu itu adalah kedua belas muridNya (Mat. 10: 8), tujuh puluh murid yang lain (Luk. 10: 17-19), Para Rasul juga Paulus (Kis. 19: 11-12), setiap orang yang percaya (Mrk. 16: 17). Dengan demikian jelas bahwa menurut Yesus sendiri mereka yang bisa melakukan pelayanan pengusiran setan atau pelepasan ini adalah orang percaya dan yang diberi perintah atau mandat oleh Yesus. Ada lima syarat-sayarat untuk menjadi pelayananan eksorsisme, yaitu kehidupan rohani yang baik, memiliki kemampuan dasar konseling pastoral, memahami prinsip dasar pelayanan eksorsisme, perlengkapan senjata rohani dan kuasa dan senjata rohani. Berikut adalah penjelasannya. Kehidupan Rohani Yang Baik Yang dimaksud dengan memiliki kehidupan rohani yang baik di sini tentunya si pembimbing atau konselor harus sudah bertobat dan lahir baru serta memiliki disiplin rohani baik dalam ibadah, doa, dan bertumbuh dalam kasih serta firman. Menurut penulis, karena konselor atau pembimbing itu termasuk hamba Tuhan, pelayan Tuhan, dan sekaligus sebagai pemimpin rohani, maka sudah semestinya memenuhi syarat yang disebutkan oleh rasul Paulus di dalam 1 Timotius 3: 1-7, seperti berikut ini : Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Memiliki Kemampuan Dasar Pastoral Konseling Yang dimaksud di sini adalah kemampuan dari pelayan atau hamba Tuhan dalam hubungannya dengan berbagai pengetahuan yang erat dengan permasalahan konseling. March seperti dikutip oleh Soekahar mengatakanKesalahan seorang pembimbing Kristen sebenarnya sering berasal dari kekurangan pengetahuan si pembimbing dalam bidang psikologi, kedokteran, dan pedagogi. Allah memberi hikmat bagi setiap hambaNya untuk dapat meolong sesama sehingga segala daya upaya dapat membantu konseli dalam pelayanan pelepasan ini. hal tersebut juga akan membantu konselor atau pembimbing untuk dapat mengantisipasi sesuatu hal yang dimungkinkan terjadi akibat dari kondisi konseli, dan juga membantu konselor untuk tidak mudah kebingungan mengatasi masalah dalam pelayanan ini. Memahami Prinsip Dasar Pelayanan Eksorsisme Sutoyo menjelaskan dalam prinsip pelayanan pelepasan dibutuhkan beberapa hal dalam hubungannya dengan pelaku atau pelayannya, antara lain : Pertobatan yang sejati yaitu pertobatan yang sungguh-sungguh, memiliki hubungan pribadi dengan Yesus, dan penuh dengan Roh Kudus. Otoritas Tuhan yaitu bahwa Tuhan Yesus sudah memberikan otoritasnya atas setan kepada para muridNya (Mat. 10:1; Luk. 9:1; 10:17,19) juga kepada mereka yang bukan rasul (Kis. 8:7), juga Paulus sendiri (Kis. 16:18). Kunci kemenangan atas setan terletak pada otoritas yang Allah berikan kepada muridNya. Ada iman yaitu bahwa otoritas itu bukanlah sesuatu yang otomatis dalam diri manusia. Otoritas itu berdasar status manusia di hadapan Allah dan hubungan dengan Dia. Yakobus 4:7 menyebutkan bahwa Iblis akan mundur kalau kita ada iman, mau tunduk pada Allah dan taat kepada Allah. Dijelaskan pula bahwa kuasa atas setan tidak berasal dari kekudusan hidup manusia, namun kuasa tersebut bersumber dari Allah dan status kita di hadapan Allah. Memeperlengkapi Diri Dengan Perlengkapan Senjata Rohani Dari Kitab Efesus 6: 10-18 kita dapat memperoleh beberapa poin penting untuk dapat melakukan peperangan melawan kuasa kegelapan : 1. Berikatpinggangkan kebenaran; 2. Berbajuzirahkan keadilan; 3. Berkasutkan kerelaan memberitakan Injil; 4. Perisai iman; 5. Ketopong keselamatan; 6. Pedang Roh. Kemudian selain semua senjata rohani itu yang harus kita milki maka syarat yang harus dimiliki dan dilakukan adalah berdoa. Berdoa untuk pelayanan ini, memiliki kehi-dupan doa baik pribadi maupun kelompok, berdoa baik dalam Roh maupun syafaat, selain itu juga perlu dalam doa pujian penyembahan. Lebih dari itu Yesus pernah mengatakan dalam Matius 17:21 Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." Dengan demikian berdoa dengan berpuasa sangat mendukung sekali dalam pelayanan pelepasan ini. Jika unsur-unsur atau syarat-syarat prinsip di atas dapat dimiliki, maka pasti akan memberikan keyakinan, keberanian dan kuasa untuk dapat menghadapi roh-roh jahat atau kuasa kegelapan. Memiliki Kuasa dan Karuania Rohani Janji Tuhan yang dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 1:8 mutlak harus dipegang dan dialami oleh semua orang yang rindu menjadi saksi Tuhan, menjadi pelayan Tuhan. Menerima Roh Kudus berarti menerima kuasa dalam hidup setiap orang yang percaya. Menerima kuasa tidak berarti tanpa tujuan dan aktifitas pelayanan. Justru dalam pelayanan pelepasan ini akan sangat tampak pentingnya kuasa dari Roh Kudus ini. Belajar dari Yesus sendiri dalam pelayananNya, seperti ditunjukkan dalam Kisah Para Rasul 10:38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Setiap hamba Tuhan yang hendak masuk dalam pelayanan pelepasan mutlak bertindak dengan kuasa Roh Kudus. Roberts Liardon mengatakan: Anda tidak dapat memerangi setan-setan dengan kekuatan manusia alami. Itu tidak akan berhasil, sebab itu jangan mencobanya. Anda hanya akan diolok-olok dan babak belur. Dalam melakukan pelayanan pelepasan, ketika berhadapan dengan roh-roh setan yang pada ha kekatnya adalah roh-roh pendusta yang najis dan jahat, hendaknya para hamba Tuhan diperlengkapi dengan karunia membedakan roh.1 Korintus 12: 10 kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan ber-macam-macam roh Selanjutnya 1 Yohanes 4:1 mengatakan Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Ayat-ayat ini jelas menunjukkan bahwa dalam pelayanan pelepasan para hamba Tuhan hendaknya diperlengkapi dengan karunia membedakan roh. Wagner tentang hal ini menyatakan: Karunia membedakan bermacam-macam roh adalah kemampuan istimewa yang diberikan oleh Allah kepada beberapa anggota dalam Tubuh Kristus yang memungkinkan mereka mengetahui dengan pasti apakah perilaku tertentu yang mengaku berasal dari Tuhan itu, sungguh-sungguh dari Tuhan, dari manusia, atau dari Iblis. Contoh peristiwa dalam Perjanjian Baru yang jelas menngisahkan adanya karunia membedakan bermacam roh ini sekaligus pengusiran setan terdapat dalam Kisah Para Rasul 16:16-18, dimana ada perempuan yang mengikuti Paulus sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan." Sepertinya tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan oleh perempuan itu, namun akhirnya Paulus mengetahui bahwa roh jahat sedang berbicara melalui perempuan itu dan Paulus pun mengusir roh jahat tersebut darinya. Contoh ini yang semestinya juga diwaspadai oleh para hamba Tuhan ketika melakukan pelayanan pelepasan. Memiliki karunia membedakan bermacam roh akan sangat membantu dalam pelayanan ini. Dasar Pelayanan Eksorsime Segala sesuatu yang dikerjakan pasti ada dasarnya. Sama halnya dengan pelayanan eksorsisme, dimana pelayanan ini bukanlah suatu pelayanan yang sembarangan untuk dilakukan. Adanya pelayanan ini didasraka atas kebenaran firman Tuhan yang ada didalama Alkitab. Berikut adalah dasar dari pelayanan Eksorsisme: Perjanjian Lama Dalam Perjanjian Lama memang banyak diungkap data mengenai praktek-praktek penyembahan berhala atau okultisme, dan juga pekerjaan setan-setan, namun mengenai praktek pengusiran setan Peranjian Lama tidak banyak mengungkapnya. Allah berkali-kali memberi peringatan keras dan dengan tegas melarang umatNya melakukan praktik penyembahan berhala seperti yang dinyatakan dalam Keluaran 20:3-5. Selain dari ayat di atas, dapat juga dilihat dalam Imamat 19:31; 20:6; Ulangan 18:9-12; Yesaya 8:19;19:3 dimana dalam ayat-ayat tersebut dinyatakan bahwa Allah melarang dan akan menghukum mereka yang melakukan segala bentuk okultisme karena hal-hal itu merupakan kekejian di mata Tuhan. Dalam 1 Samuel 15:23 dikatakan Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." Hal ini menunjukkan bagaimana Tuhan sangat membenci segala bentuk penyembahan berhala. Sebaliknya Tuhan disenangkan apabila umatNya bertobat dan menjauhkan atau membuang segala bentuk penyembahan berhala dari hidup mereka, seperti yang dilakukan oleh raja Yosia dalam 2 Raja-raja 23. Yosia menghancurkan tempat dan sarana pemujaan atau penyembahan berhala untuk gerakan pembaruan di Yehuda dan Yerusalem (2Raja 23). Bukan hanya Allah membenci penyembahan berhala, namun Ia juga melindungi umatNya dari segala serangan kuasa kegelapan. Bilangan 23:23 menga-takan Sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah. Hal ini adalah jaminan perlindungan dari Allah agar supaya umatNya tidak takut akan serangan-serangan setan dalam bentuk apapun. Selain itu ada suatu kisah pengusiran roh jahat yang tercatat dalam 1 Samuel 16:23 Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. Harus dicatat bahwa Daud yang walaupun hanya seorang gembala namun referensi mengenai dirinya adalah Tuhan menyertai dia (1Sam. 16: 18) dan juga Daud adalah seorang yang sangat suka menyembah Allah yang dibuktikan dengan Mazmur-mazmurnya sehingga Allah sendiri mengatakan tentang dia seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku (1Sam 13: 14; Kis. 13: 22). Untuk menjelaskan pengusiran setan dalam Perjanjian Lama ini Sutoyo mengatakan: Jadi dalam Perjanjian Lama pengusiran setan langsung dari Allah dengan cara Allah sendiri yaitu menghukum umat Allah. Dan orang yang hidup menyenangkan hati Tuhan tidak akan pernah dirasuk setan. Berkenaan dengan dasar pelayanan pastoral yang berhubungan dengan satanisme ini Soekahar memaparkan ada enam (6) poin dimana lima diambil dari ayat-ayat Perjanjian Baru dan satu di antaranya diambil dari ayat Perjanjian Lama. Lima ayat yang dikutip Sukahar tersebut adalah Markus 16:15,17 dimana Yesus memberi kuasa untuk memberitakan Injil dan mengusir setan-setan, Ibrani 2:14 bahwa Yesus datang ke dunia untuk menghancurkan pekerjaan setan, I Yohanes 4:4 yang mengatakan bahwa Roh Allah yang meyertai anak-anakNya lebih besar dari roh Iblis, Yakobus 4:7 tentang adanya janji Allah bahwa dalam bersandar kepada Allah dan melawan Iblis maka ia akan dikalahkan, dan kemudian Kisah Para Rasul 19:19 dimana murid-murid melakukan pelayanan menghancurkan pekerjan setan. Perjanjian Baru Dalam Perjanjian Baru banyak data yang mencatat tentang pengusiran setan. Dalam Perjanjian Baru mencatat dengan jelas bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menebus manusia dari dosa dengan mengalahkan kuasa kegelapan yang dipelopori oleh Setan. Dari keterangan selanjutnya Sutoyo memaparkan data-data peristiwa pengusiran setan yang memang tercatat dalam kitab-kitab Injil dan beberapa dari Kisah Para Rasul. Dengan demikian semua peristiwa yang berkaitan dengan pengusiran setan khususnya di Perjanjian Baru dapat diambil sebagai dasar dari pelayanan pelepasan. Kitab Perjanjian Baru menjadi bukti sahih yang tidak bisa dibantah bahwa kedatangan Yesus adalah menyatakan Kerajaan Allah. Matius 12: 28 mengatakan Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Dari perkataan Yesus tersebut menyiratkan bahwa dengan kedatangan atau kehadiran Yesus maka konfrontasi Keraja-an Allah dengan Kerajaan Iblis atau Kerajaan Terang dengan Kerajaan Kegelapan pasti terjadi. Namun Alkitab tidak pernah menyebutkan tentang kemenangan Kerajaan Iblis, sebaliknya Kerajaan Allahlah yang berkuasa atas segala sesuatu utamanya terhadap Kerajaan Iblis. Inilah yang dilakukan dalam pelayanan Yesus yang juga dilakukan oleh para murid, dan yang kemudian dilakukan juga dalam bentuk pelayanan pelepasan bagi gereja Tuhan masa kini. Peristiwa-peristiwa dimana Yesus mengusir setan, yaitu ketika Yesus mengusir setan dari orang yang kerasukan roh jahat di dalam rumah ibadat, terdapat Markus 1: 21-28; Lukas 4: 31-3, Yesus mengusir setan yang merasuk orang di Gadara, terdapat dalam Matius 8: 28-32; Markus 5: 1-20; Lukas 8: 26-39, Yesus mengusir setan dari anak perempuan Siro Fenesia, terdapat dalam Matius 15: 21-28; Markus 7: 24-30, Yesus mengusir setan dalam dari seorang anak laki-laki, terdapat dalam Matius 17: 14-21; Markus. 9: 14-29; Lukas 9: 37-42, Yesus mengusir setan dari orang bisu, terdapat dalam Matius 9: 32-34, Yesus mengusir setan dari orang buta dan bisu, terdapat dalam Matius 12: 22-30. Bukan hanya Yesus sendiri yang melakukannya namun Yesus juga memberi kuasa kepada para muridNya untuk mengusir setan, hal ini ditunjukkan ketika kedua belas muridNya diberi kuasa untuk megusir setan-setan, dapat dilihat dalam Markus 3: 14-15; Matius 10: 1-4; Lukas 6: 12-16, juga dalam rangka melaksana-kan amanat agungNya, para murid diperintahkan untuk mengusir setan-setan, dapat dilihat dalam Markus 16: 15-17, Tujuh puluh murid yang lain mengusir setan-setan demi nama Tuhan Yesus, terdapat dalam Lukas 10: 1-20, rasul Petrus mengusir serta dari dalam orang-orang, terdapat dalam Kis. 5: 16, Filipus mengusir setan di Samaria, dalam Kis. 8: 4-8, rasul Paulus mengusir setan yang merasuk seorang perempuan, dalam Kis. 16: 16-18, rasul Paulus mengusir setan dari seorang di Efesus, dalam Kis. 19: 11-21. Hal-hal ini menjadi fakta kebenaran yang harus dipahami dan dipercaya bahwa pengusiran setan yang memang identik dengan pelayanan pelepasan ini alkiabiah. Dari hal-hal tersebut di atas dapat ditegaskan bahwa pelayanan eksorsime itu memiliki landasan alkitabiah, karena: Pertama, Yesus sendiri melakukan pengusiran setan. Kedua, Yesus mengutus murid-muridNya dan memerintahkan mereka untuk melakukan pengusiran setan. Ketiga, dengan dilakukannya pengusiran setan maka Kerajaan Allah datang. Keempat, pengusiran setan dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas Amanat Agung dari Tuhan Yesus seperti dipe-rintahkan dalam Matius 28: 18-20 dan Markus 16: 15-18. Praktik/Pelaksanaan Pelayanan Eksorsime Pentingnya Pelayanan Eksorsisme Mengapa Pelayanan Eksorsime Dilakukan Pelayanan eksorsisme itu harus dilakukan sebab pelayanan ini merupakan perintah dari Tuhan Yesus Kristus (Mat. 10:1-2,7-8; 12:28-30, Luk. 9:1-2,10:18-19; 11:20-22), dan bahkan semakin banyak orang terikat iblis. Setan bisa masuk karena manusia itu berbuat dosa, contohnya adalah Ananias (Kis 5:3), manusia sering lemah rohani, tidak mempunyai pertahanan rohani, manusia menjadi korban kutuk-kutuk iblis yang bersifat warisan dari nenek moyang mereka.Sebelum akhir jaman, iblis masih diijinkan Tuhan bercokol di bumi ini (1 Yoh 5:19) sehingga peperangan rohani masih akan terus terjadi.Iblis akan terus-menerus melakukan perlawanan sehingga peperangan rohani masih harus terus dilancarkan (Ef 6:12). Setan ada dan orang Kristen harus bertarung melawannya. Pertempuran melawan pencobaan bukanlah dengan hal-hal kecil atau sepele, tetapi dengan kerajaan dan kekuatan penguasa dunia ini, yang berakar pada iblis dan pengikutnya. Iblis dengan berbagi cara dan strategi untuk menghacurkan orang-orang yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Maka dari pada itu, orang percaya perlu suatu stigmen yang kuat untuk menghadapi dan melawan kuasa dari Iblis. Stigmen ini hanya bisa diperoleh dari kuasa Tuhan kita di dalam Yesus Kristus yang hidup melalui praktek dan pelayanan pelepasan atau Eksorsime. Kapan Pelayanan Eksorsisme Dilakukan Pada prinsipnya, pelayanan eksorsisme bisa dilakukan di mana saja, karena Tuhan itu Maha hadir (omnipresent). Yesus mengatakan bahwa jika dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Ia hadir (Mat 18 :20). Roh Kudus menyertai orang percaya kapan pun dan di mana pun. Jadi, pelayanan eksorsisme/pelepasan bisa dilakukan di rumah, di kampus, di sekolah, di kantor, di dalam perjalanan mobil, dan di mana saja, bahkan bisa dilakukan di tempat ibadah. Yesus pun mengusir setan di dalam sinagoge (Luk 4 :31-37). Adalah hal biasa jika terjadi pelepasan pada waktu kita beribadah. Mengenai tempat khusus yang disediakan untuk pelayanan eksorsisme/pelepasan, itu ada baiknya. Karena pelepasan merupakan proses peperangan rohani, kita memerlukan persiapan khusus dan juga dukungan fasilitas. Secara fisik, itu akan membantu intensitas pelayanan. Secara spiritual, peperangan akan lebih ringan dan terfokus jika dilakukan di kawasan yang relatif bersih dari kontaminasi roh-roh jahat. Tempat yang khusus itu juga membuat orang (konseli) yang dilayani merasa nyaman dan aman untuk sharring. Apalagi jika terjadi manifestasi-manifestasi yang demonstratif dan atraktif, tempat khusus yang tertutup sangat membantu proses pelepasan. Pelayanan eksorsisme, sama seperti pelayanan-pelayanan lainnya dimana tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Apalagi, pelayanan ini membawa kita pada konfrontasi langsung dengan setan. Kita harus menanganinya dengan serius, hati-hati, penuh kewaspadaan, konsentrasi penuh, dan benar-benar mengandalkan Roh Kudus Kristus. Objek Pelayanan Eksorsisme (Yang Membutuhkan Pelayanan Eksorsisme) Pelayanan eksorsime tentu saja hanya dilakukan terhadap orang yang terikat oleh setan, iblis, atau roh-roh jahat. Prinsipnya, manusia bisa diserang, dimasuki, dirasuki, dan dikuasai oleh setan-setan. Manusia itu ibarat rumah yang bila tidak dijaga maka akan didiami oleh iblis. Dalam Mat 12 :43-45 Yesus menjelaskan dengan gamblang bagaimana manusia bisa dikuasai setan. Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersir tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula. Penjelasan itu memberikan beberapa poin penting, pertama, manusia itu seperti sebuah rumah. Kedua, iblis dapat masuk, tinggal, dan menguasai rumah itu. Iblis dapat diusir keluar dari rumah itu (Mrk 16:17; Yak 4:7). Ketiga, iblis akan masuk kembali dan merebut manusia itu kembali karena memang ingin menghancurkan manusia (Yoh 10:10). Keempat, maka rumah itu jangan dibiarkan kosong, harus diisi dengan Penghuni baru (Roh Kudus) sehingga manusia percaya menjadi rumah Tuhan, Bait Roh Kudus (1 Kor 6:19). Bagaimana setan bisa masuk dalam diri manusia? Pertama, bisa karena kutuk garis keturunan. Seorang anak bisa terikat iblis sejak lahir karena faktor orangtua yang juga terikat kuasa gelap. Makanya ada penyakit turunan, kutuk turunan, kutuk warisan, dan juga ilmu gaib warisan. Kedua, keterlibatan pada okultisme. Ketiga, sakit-penyakit yang menyebabkan pertahaan jasmani-rohani kita lemah sehingga iblis bisa menerobos masuk. Keempat, kelemahan jiwa (stress, depresi, ketakutan, marah, benci, patah hati, dst) menyebabkan pertahanan rohani lemah dan iblis pun masuk. Kelima, serangan kuasa gelap (misalnya terkena sihir, tenung, guna-guna). Keenam, diserang iblis yang berkuasa atas wilayah tertentu (misalnya diserang iblis yang ada di kuburan atau tempat angker, rumah angker, dll). Ketujuh, dimasuki iblis karena belajar ilmu gaib, tenaga dalam, dll. Kedelapan, dikuasai iblis karena sengaja menyembah iblis (misalnya mengikuti ritual seks, ritual gereja setan, dll). Kesembilan, dikuasai iblis karena hidup dalam dosa (perzinahan menyebabkan orang terikat roh najis, pembunuhan membuat si pembunuh dikuasai roh jahat, dst). 2.3.1.4 Subjek Pelayanan Eksorsisme Eksorsisme adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau mahluk halus lainnya dari tubuh seseorang yang dipercaya tengah kerasukan setan atau dari suatu tempat yang dikuasai roh jahat. Orang yang melakukan eksorsisme, dikenal dengan sebutan eksorsis, seringkali adalah seorang rohaniwan atau seseorang yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual atau kemampuan khusus. Eksorsis dilakukan dengan mendaraskan doa-doa eksorsis yang isinya tentang permohonan bantuan kepada Tuhan untuk memulangkan setan kerumahnya di neraka dan disertai dengan peralatan-peralatan rohani yang dibutuhkan, seperti Stola, Salib, Buku Manual Eksorsis, Air Suci dan Minyak Suci. Doa yang dipanjatkan bukan untuk membuat setan bertobat, tapi justru untuk menggebahnya pergi. Dan biasanya setan tidak dengan sukarela pergi dari orang yang dirasukinya. Pelayanan eksorisime pada dasarnya terbuka untuk setiap orang percaya. Tetapi harus ada persiapan dan pelatihan sebelum seseorang itu benar-benar melakukannya. Dalam Kisah Para Rasul dikatakan kamu akan menerima kuasa jika Roh Kudus turun atas kamu. Ayat ini jelas memberikan suatu pernyataan bahwa orang yang melakukan pelayanan eksorsisme bukanalah orang yang belum lahir baru atau yang belum menerima kuasa dari Roh kudus. Yesus itu sangat Jelas. Alkitab mencatat pelayanan pelepasasn atau eksorsisme yang dialakukan-Nya (misalnya Markus (:14-28). Selain Yesu, juga para murid Yesus melakukan pelayanan eksorsisme (Mat. 10:8; Luk. 10:17-19) dan juga para Rasul misalnya Rasul Paulus (Kis. 19:11-12). Jadi sangat jelaslah bahwa yang bisa melakukan pelayanan eksorsime atau pelayanan pelapasan adalah orang yang hidupnya telah menerima Kristus dan percaya kepad Kristus. Pelayanan eksorsime atau pelapasan itu merupakan tanda tanda yang menyertai setiap orang percaya (Markus 16:17). Dalam Roma 12:7-8 dikatakan jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati... Kata Yunani untuk melayani yang digunakan dalam Roma 12:7 dibakai tiga kali dalam Perjanjian Baru. Kata ini ditemukan dalam 2 Korintus 8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang Kudus. Disini, sekelompok orang dari jemaat Makedonia mengehendaki agar Paulus dan orang-orang yang bekerja bersama dengan dia, akan bergabung dengan mereka dalam menyediakan kebeutuhan orang yang beriman yang sedang mengalami kesukaran. Hal itu sama seperti dalam pelayanan-pelayanan lainnya. Semua orang bisa berkhotbah, tetapi ada hamba-hamba Tuahan yang khusus diurapi sebagi pengkhotbah. Semua harus memebritakan Injil, tetapi ada yang diurapi secara khusus sebagi penginjil. Semua orang percaya bisa memuji dan memuliakn Tuahan, tetapi tetapi ada orang yang diberi urapan khusus untuk menjadi worshipers (pemuja). Begitu jga dengan peelayanan. Semua orang bisa melayani akan tetapi hanya sedikit orang yang mampu meelayani khusunya pelayanan eksorsisme (pelayanan pelepassan). Karena Alkitab juga sudah menegaskan bahwa setiap orang yang memeliki kuasa ataupun karunia-karunia, merekalah yang layak untuk melayani dan itu ditempatkan dalam tempat-tempat yang khusu. Tata Cara Praktik/Pelaksanaan Pelayanan Eksorsisme Memang pada umumnya bahwa tata cara praktik/pelaksanaan pelayanan Eeksorsisme dan doa pelepasan secara spesifik tidak tertulis di dalam Alkitab, dan untuk itu para hamba Tuhan telah menyusun dengan inti secara kronologis dari doa pelepasan yang dapat digunakan sebagai standar yang Alkitabiah dalam praktik/pelaksanakan pelayanan eksorsisme ini. Berikut adalah tata cara praktik/pelaksanan pelayanan eksorsisme yang bisa diterpakan oleh hamab Tuah atau seorang eksorsis: Persiapan Melakukan Pelayanan Eksorsisme Didalam melakukan pelayanan eksorsisme, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan konseling terlebih dahulu terhadap koraban yang akan dilepasana. Konseling dalam pelayanan pelepasan oleh para hamba Tuhan, memegang peranan yang sangat penting karena hal ini merupakan langkah awal bagi para hamba Tuhan untuk mengetahui latar belakang pergumulan permasalahan yang dihadapi oleh jemaat atau korban yang dilayaninya. Pelayanan eksorsime tidaklah efektif dilakukan, bahkan cenderung hanya akan menambah persoalan saja, ketika dilakukan tanpa mengetahui duduk perkara yang sesungguhnya. Rasul Paulus pernah menasihati Timotius agar ia tidak sembarangan mengadakan penumpangan tangan atas seseorang. Secara implisit pesan itu juga berhubungan dengan hal ini. Dengan didahului oleh konseling pastoral, sekiranya tidak bersifat menghakimi dan tidak secara sembarangan menuduh atau menentukan penyebab dari suatu masalah. Konseling merupakan kunci keberhasilan pelayanan pelepasan, karena melalui konseling hamba Tuhan akan dapat mengenali secara lebih akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh korban yang dilayaninya. Hal ini sering tidak disadari oleh para hamba Tuhan atau para pengerja yang membantu pelayanan eksorsisme/pelepasan, terutama di dalam pelayanan yang bersifat massal. Untuk menghancurkan benteng-benteng pertahanan si jahat, hamba Tuhan harus mengenali dengan baik serta secara lebih spefisik, roh jahat jenis apa yang akan dilepaskan dari orang yang dilayaninya. Pelayanan konseling yang baik hendaknya dilakukan menurut suatu sistimatika yang baku. Ini adalah tugas Gereja untuk membakukan prosedur dimaksud agar pelayanan pelepasan berlangsung secara baik dan mencapai hasil maksimal. Oleh sebab itu, langkah-langkah konseling dalam pelayanan eksorsisme adalah sebagai berikut: Berdoa bersama antara hamba Tuhan yang melayani dengan jemaat yang dilayaninya sebelum pelayanan konseling dilaksanakan dengan pokok doa agar Tuhan membimbing mengungkapkan secara jelas, akurat dan spesifik permasalahan serta pergumulan yang dialami oleh jemaat yang dilayani. Di dalam Alkitab, Tuhan Yesus tidak melakukan hal ini karena Tuhan Mahatahu, tetapi sebagaia hamba Tuhan sebagai manusia biasa, pengetahuannya terbatas. Maka doa mengundang Tuhan untuk hadir di dalam pelayanan konseling adalah penting agar urapan Tuhan hadir untuk membimbing yang melayani dan yang dilayani agar informasi yang akurat kuasa kegelapan yang hendak dilepaskan dari orang yang dilayani dapat dikenali dengan baik dan akurat. Pelayanan pelepasan akan efektif melalui pengenalan yang baik tentang kuasa kegelapan yang hendak dilepaskan dari orang yang terikat dengannya. Mencatat dengan baik semua informasi yang diperoleh, baik dari orang yang dilayani, maupun oleh hikmat pengertian dari Roh Kudus. Kemudian menyusun secara sistimatis dan berurutan untuk memudahkan pokok doa. Catatan ini semacam pemeriksaan laboratorium bagi seorang pasien; seperti pemeriksaan darah, rontgen, MRI, CT scan, dan lain sebagainya untuk melakukan diagnosa klinis masalah kesehatan pasien. Hal yang sama dilakukan pada pelayanan konseling. Pelayanan konseling yang asal-asalan mirip dengan laboratorium klinis yang asal-asalan juga, artinya hasil pemeriksaannya tidak dapat dipercaya/diandalkan. Tahap selanjutnya adalah tindakan medis yang diakukan oleh seorang dokter, atau pelayanan pelepasan yang dilakukan oleh seorang hamba Tuhan. Semakin baik dan teliti hasil pemeriksaan di laboratorium klinis, semakin tepat pula tindakan medis dan obat yang diberikan oleh seorang dokter. Demikian pula hal yang sama yang dilakukan oleh hamba Tuhan yang melayani pelepasan, berdasarkan masukan dari pengerja yang melayani konseling. Saat Melakukan Pelayanan Eksorsisme Pada saat melakukakan pelayanan eksorsisme, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Dimulai dengan doa Dimulai dengan memuji Tuhan dan mengucap syukur atas Kuasa dan Kasih karunia Nya. Memohon perlindungan dari serangan balik, bukan hanya untuk tim pelayanan, tetapi juga untuk keluarga eksoris dan orang yang di layani serta keluarganya, dengan memohon perlindungan secara fisik. Memohon supaya Tuhan membimbing, membuka segala rahasia, dan menelanjangi semua kegelapan yang ada di dalam kehidupan orang yang di layani. Di wawancarai secara terperinci sambil berdoa Apakah ia (korban) sudah menerima Yesus ? Apakah ia (korban) sudah meyakini keselamatanya? Apakah ia (korban) terlibat kuasa gelap? Mencari tahu latar belakang spiritual kakek nenek korban. Memutuskan ikatan-ikatan yang kurang baik antara ia (korban) dengan orangtuanya dan dengan generasi-generasi sebelumnya Mengakui dosa yang dilakukan olehnya dan oleh nenek moyangnya. Biasanya dipimpin dengan mengatakan saya mengakui bahwa saya dan nenek moyang saya sudah berdosa dalam melakukan. sekalipun ia sendiri tidak pernah melakukan dosa-dosa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Mengampuni orangtuanya dan generasi-generasi sebelumnya atas dampak dosa mereka dalam kehidupannya. Memutuskan dan mengatakan didalam nama Yesus Kristus saya memutuskan semua ikatan yang tidak baik antara ia (korban) dengan bapaknya dan generasi-generasi sebelumnya. Di batalkannya semua kutuk yang mempengaruhi kehidupan dan keluarganya dari nenek moyangnya Dipimpin dalam hal-hal yang perlu ia lepaskan Menolak semua tipuan dan kebohongan yang sedang dipakai oleh iblis untuk mengganggu hubungannya dengan Tuhan, menghalangi pertumbuhan rohaninya, dan membatasi pelayanannya. Mengakui dosa-dosa yang pernah atau yang sedang ia lakukan serta semua keterlibatan dengan kuasa gelap. Menerima pengampunan dari Tuhan atas dosa-dosa diatas. Adapun yang perlu mengampuni dirinya sendiri. Bertobat dari segala macam dosa dan menolak segala macam kuasa gaib di luar Kristus. Mengusir roh-roh jahat memerintahkan mereka keluar dari tubuh dan kehidupannya. Mulai dengan mengikat roh yang ingin di tantang dan melarangnya untuk mengganggu baik tim eksoris atau orang lain yang di layani dan tidak memperbolehkan untuk menyakiti, mempermalukan, atau menyerang orang yang di layani. Memerintahkan meninggalkan orang tersebut (korban). Isi Doa Eksorsisme Pelayanan eksorsime adalah suatu pelayanan yang sangat penting untuk dilakukan sebab pelayanan eksorsime merupakan kebutuhan bagi orang yang mengalami banyak persoalan hidup karena penyembahan berhala dan kebiasaan buruk. Namun, sepenting apa pun pelayanan ini, bukan berarti pelaksanaannya boleh dilakukan secara sembarangan dan membabi buta. Praktik doa eksorsime seharusnya dilakukan dengan motivasi, maksud, dan metode yang benar, yang sesuai dengan pesan-pesan Alkitab. Sekalipun hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa. Terlebih ketika orang tersebut mau meneriman Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi; mengundang Dia untuk hadir dalam hidupnya, yang ditandai dengan kemauan berdoa kepada-Nya dan mempercayai firman-Nya. Oleh sebeb itu, doa yang dipanjatakan harus berpusat kepada otritasnya Tuhan dan kuasa Allah yang sanggup mengalahakan segala kuasa roh jahat. Dalam bagian ini, penulis hanya memberikan suatu contoh atau acuan doa dalam pelayanan eksorsisme. Akan tetapi yang terpenting dalam isi doa eksorsime adalah adalah iman kepada Tuhan dengan meminta didalam nama Tuhan Yeus Kristus dan memohon belas kasihnya untuk melepaskan korban roh jahat/iblis yang telah menguasai hidupnya. Berikut adalah contoh isi doa pelayanan eksorisme: Ya Yesus, Penyelamat kami, Tuhanku dan Allahku, dan segalanya bagiku, Engkau menebus kami dengan sengsara Salib-Mu Dan menghancurkan kuasa setan. Kami memuji-Mu Bapa dan Putera bersama dengan Roh Kudus, kami memuliakan dan menjunjung tinggi Engkau sepanjang segala masa. Engkaulah harapan kami, keselamatan kami, kehormatan kami. Ya Tuhan Yesus Kristus hambaMu menyerahkan anakamu kedalam tanganMu yang pada saat ini telah dikuasia oleh kuasa roh jahat. Bebaskanlah anakmu, selamatkanlah anakmu, perbaharuilah hidupk anakmu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa, yang ada dahulu, sekarang, dan yang akan datang. Kepada-Mu kehormatan dan kekuasaan, kepada-Mu kemuliaan dan kekuatan sepanjang segala masa. KepadaMu pujian, kemuliaan, ucapan syukur sepanjang segala masa, Allah kudus, Allah kuat, Allah kekal, Kasihanilah anakmMu, Engkau yang telah datang ke dunia, kasihanilah anakMu. Engkau yang telah membebaskan yang tertindas dari Setan, kasihanilah anakMu. Didalam nama Tuhan Yesus segala kuasa jahat yang telah merasuki tubuh.. (sebut nama…) kelur! Kelur! Di dalam Nama Yeus ku perintahkan engkau keluarlah! Kelurlah! Halelluyah!!! Haleluyah!!! Keluarlah!! Hanya didalam nama Tuhan yesus hambaMu berdoa, Amin..! Setelah/Sesudah Melakukan Pelayanan Eksorsisme Setelah melakukan pelayanan eksorsisme terhadap korban, ada hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang pelayan eksosis. Hal tersebut adalah antara lain sebgai berikut: Memeriksa berulang kali untuk memastikan bahwa iblis benar-benar telah pergi (memastikan dengan teliti). Bertanyalah pada si korban (yang dilayani) apa dia sudah merasakan bahwa ia telah bebas (karna ia yang paling tau) bagaimana perasaannya. Hati-hati terhadap intimidasi dan tuduhan iblis bahwa si korban belum bebas sepenuhnya dengan menyerang pikiran (berupa ilusi-ilusi). Rajin membaca Firman dan berdoa. Ikut dalam persekutuan orang percaya, ibadah dan komsel/pembimbingan pribadi. Menjauhkan diri terhadap godaan dan harus berani  mengusir/melawan setan yang berusaha menjerat  mereka (lari dari pencobaan) Perlu diketahui juga bahwa setan atau roh jahat (Iblis) sewaktu-waktu bisa saja kembali kepada tubuh si korban ketika sudah selesai melakukan pelayanan eksorsime/pelepasan. Hal ini disebakan karena ada alasan yang sah yang masih tertinggal (misal ada dosa yang belum diakui), si korban tak berhasil mengisi hidupnya dengan Roh kudus dan Firman Tuhan dan si korban kembali melakukan dosa yang dulu memungkinkan iblis masuk kembali. Oleh sebab itu, seorang eksorsis harus benar-benar sudah memahami keadan dan kondisi korban disaat melakukan praktik eksorsisme, sehingga korban sudah merasa aman dan tenang tanpa ada gangguan dari roh jahat yang telah merasuki tubuhnya. Kendala Dalam Pelayanan Eksorsisme Beberapa hal kendala dalam pelayanan eksorsisme yang penulis teliti dan temukan berdasarkan bagian Firman Tuhan antara lain: Kurang Iman Iman adalah penyerahan total kepada Allah di dalam Yesus Kristus dan meyakini bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil serta Allah dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Jadi iman adalah mempertaruhkan hidup pada kelayakan Allah untuk dipercaya. Matius 17:17-20, teks ini dijelaskan oleh Leon Morris bahwa para murid memiliki kualitas iman yang jelek atau para murid memiliki kualitas iman yang rendah akibatnya tidak memiliki keyakinan untuk mengusir setan. Iman dibutuhkan para murid dalam melakukan pengusiran setan. Yesus telah memberikan para murid kuasa, namun faktanya para murid tidak dapat melakukan pengusiran setan karena kurang percaya. Selanjutnya Yesus berkata, jika memiliki iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata gunung ini: pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah dan tak akan ada yang mustahil bagimu. Jadi dalam pengusiran setan, ada iman atau keyakinan bahwa setan yang diusir pasti keluar atau pergi meninggalkan orang yang dirasukinya. Tidak Menjaga Kekudusan Hidup Tidak menjaga kekudusan hidup berarti membiarkan atau tidak berani menolak atau menjauhkan diri dari prilaku-prilaku yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Dalam Alkitab, dapat ditemukan bahwa sumber dosa berasal dari manusia dan setan. Artinya jika manusia tidak bisa menahan atau menguasai diri dalam berbagai pencobaan maka manusia akan terperangkap dan hidup dalam kenikmatan dosa (bdk. Yak. 1:13-14). Selain itu, setan berusaha agar manusia melakukan berbagai keinginan setan (bdk. 1 Pet. 5:8) sehingga manusia tidak dapat menjaga kekudusan hidup. Alkitab menjelaskan bahwa orang Kristen adalah orang-orang yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus dan salah satu bentuk pertanggungjwaban iman yaitu hidup dalam kekudusan (bdk. Im. 19:2; Ibr. 12:1-2; 1 Pet. 1:16). Salah satu cara Allah mempermalukan orang Kristen yang tidak dapat melawan kuasa setan yaitu dengan membiarkannya dikuasai roh jahat dan dapat merasukinya, hal ini bertujuan untuk menunjukkan sebuah hukuman atas ketidakmampuan menjaga kekudusan hidup. Petrus 2:5, berbunyi, dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. teks ini menjelaskan bahwa orang Kristen perlu menjaga kekudusan hidup agar Yesus Kristus memakainya sebagai alat yang mempermuliakan nama-Nya. Jadi Yesus Kristus tidak dapat memakainya karena tidak menjaga kekudusan hidup. Tidak Berdoa Doa adalah sebuah tindakan iman dalam mempercayai Allah sehingga seseorang dapat mengungkapkan kerinduannya atau harapannya kepada Allah. tindakan ini tidak akan efektif jika tidak mempercayai Allah dan hanya sebuah rutinitas. Sebagai orang yang percaya, tidak ada alasan untuk tidak berdoa sebab sebagai bagian dari sebuah tindakan ketika diperhadapkan dengan kesulitan hidup. Dalam Markus 9:28-29, menceritakan tentang murid-murid yang tidak dapat mengusir roh jahat karena tidak berdoa. Setan tidak dapat mengganggu orang Kristen karena dapat menolaknya dalam doa, misalnya ketika setan datang dan mau menyerang atau mengintimidasi maka yang dapat dilakukannya dengan berdoa dalam nama Yesus Kristus, kalimat yang bisa diungkapkan yaitu di dalam nama Yesus Kristus, engkau setan pergi saat ini. Prinsipnya bahwa Setan hanya takut jika diusir dalam nama Yesus Kristus dan takut melawan atau menghadapi orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebab hidupnya ada Roh Kudus (Ef. 1:13-14; 1 Yoh. 4:4). Ketidak Tahuan Tentang Alkitab Alkitab adalah Firman Allah yang berkuasa menuntun jalan hidup orang Kristen. Pada umumnya ketidaktahuan Alkitab disebabkan karena tidak tekun atau malas mempelajarinya. Prinsipnya, semua yang terjadi dalam hidup orang Kristen sudah diuraikan atau dijelaskan dalam Alkitab. Salah satu buktinya yaitu ketidaktahuan tentang status setan. Banyak orang Kristen yang tidak mengetahui tentang status setan yang sedang bekerja saat ini, itu sebabnya orang Kristen belajar agar mengetahui beberapa hal antara lain: Kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sudah mengalahkan kuasa setan. Kuasa Yesus Kristus sudah melumpuhkan kuasa setan. Artinya setan yang sedang bekerja yang bertujuan untuk merusak kehidupan orang Kristen sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus (bdk. Ibr. 2:14). Penjelasan ini ditegaskan juga oleh John Piper dan Justin Taylor bahwa penaklukan dosa, dan maut, dan Iblis, dan penegakan pemerintahan Allah tidak perlu menunggu sampai realisasi kiamat di masa yang akan datang. Sesungguhnya itu sudah dimulai walaupun kehadirannya tidak begitu kentara. Seperti yang dicatat oleh Oscar Cullman, peristiwa di atas kayu salib itu bersama dengan kebangkitan yang mengikuti-Nya, merupakan pertempuran menentukan yang sudah diakhiri. Banyak orang Kristen belum menyadari bahwa telah diberi otoritas dari Yesus Kristus di dalam kehidupannya untuk mendemonstrasikan. Orang Kristen sudah diberi iman, tetapi belum menyadari bahwa telah diberi urapan atau kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan, akibatnya tidak dapat melawan Setan dengan efektif. Hak dalam menerima otoritas ini bukan hasil dari usaha manusia, tetapi secara otomatis ketika orang Kristen beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Efesus 2:5-6, dijelaskan bahwa orang Kristen diberi otoritas atas kuasa Setan, sehingga tidak perlu takut terhadap roh-roh jahat, orang Kristen menikmati posisinya yang istimewa, perlindungan dan keamanan yang terus-menerus seperti yang dijelaskan dalam 1 Yohanes 5:18 bahwa, Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya, sebaliknya dapat memberi perintah dan mengusir di dalam nama Yesus Kristus, namun setan memang berusaha agar orang Kristen ragu tentang posisi atau kuasa yang diberikan, sehingga perlu percaya dan menghidupi ajaran Alkitab. Tidak Melawan Setan Dengan Pedang Roh Yaitu Firman Allah (Efesus 6:11) Firman Allah menjadi senjata rohani yang digunakan oleh orang Kristen dalam menghadapi setan. Tanpa Firman Allah sama saja dengan berperang melawan musuh tanpa senjata atau tangan kosong maka tidak bisa melawan setan. Alkitab memberitahukan bahwa setan menjadi takut jika orang Kristen melawannya dengan Firman Allah. Caranya, dengan memperkatakan Firman Allah pada saat melawannya, seperti pada saat seseorang melawan musuh dengan menggunakan senjata atau pedang, tanpa menggunakannya, maka sudah dipastikan akan mengalami kekalahan dan resiko-resiko lainya seperti diintimidasi, tidak tenang, ketakutan yang berlebihan dan akhirnya kalah. Jadi pengusiran Setan yang benar berdasarkan Alkitab yaitu mengusir Setan dengan memperkatakan dan mengimani Firman Allah serta memakai nama Yesus Kristus. Setan tidak akan memiliki kuasa dan pengaruh atas kehidupan orang Kristen jika orang Kristen hidup dalam kuasa Firman Allah, contoh pada waktu Yesus dicobai di Padang Gurun, Ia menggunakan Firman Allah untuk melawan Setan. Dampak Pelayanan Eksorsisme Kehidupan Kristiani merupakan kehidupan peperangan (Efesus 6:12-13). Iblis berusaha menipu manusia dengan caranya yang licik sehingga tanpa sadar, manusia telah terjebak didalamnya. Oleh karena itu rasul Petrus dalam menggembalakan dengan menulis harus selalu Sadarlah dan berjagajagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Iblis dengan begitu banyak cara menghancurkan kehidupan manusia. Di dalam 1 Petrus 5:8-9, menjelaskan bahwa Setan perlu diwaspadai dan dihadapi dengan segala kewaspadaan dan kesadaran akan eksistensinya karena ia digambarkan seperti binatang buas yang berbahaya, monster yang melawan siapa saja, yang berkeliaran ke mana saja, dan yang membuat dunia ini tidak nyaman oleh karena memberikan tawaran-tawaran dunia yang kelihatannya memberikan kenyaman tetapi dapat menghancurkan hidup manusia seperti yang pernah dialami oleh Adam dan Hawa (Kej. 3:6). Di tegaskan oleh John Piper dan Justin Taylor, bahwa, oleh karena peperangan rohani memiliki konsekuensi-konsekuensi yang nyata, kita harus sungguh-sungguh memperjuangkan iman sebab Iblis dan roh-roh jahat benar-benar ada dan sedang bekerja di dalam dunia saat ini sebagaimana telah terus mereka lakukan sampai saat ini. Dalam Lukas 4:35-37 ada beberapa hal yang menyatakan sebagai dampak pengusiran setan yang dilakukan Yesus. Ayat 35 mengatakan dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Lukas sangat detail menjelaskan bagaimana setan pergi meninggalkan orang itu dan dengan ditambahi frasa dan sama sekali tidak menyakitinya, padahal sebelumnya dijelaskan bahwa setan itu pun menghempaskan orang itu artinya bahwa setan berusaha dengan amarahnya menyakiti orang itu. Dengan demikian kuasa pengusiran setan oleh Yesus itu memberi juga dampak kesembuhan dan pemulihan dengan seketika bagi orang itu. Lukas sang dokter pasti tidak sekedar menuliskan hal itu tanpa maksud apa-apa. Dia pasti tahu bahwa pada kasus-kasus lain setan sering kali menyakiti khususnya secara fisik pada seseorang. Ada kasus-kasus lain yang terjadi dimana setelah setan diusir keluar maka terjadi jugalah kesembuhan pada si penderita. Sebagai contoh dalam Lukas 8:2 yang menyebukan bagaimana Maria Magdalena telah dibebaskan dari tujuh roh jahat yang setelah pulih kemudian menjadi pengikut setia Yesus. Dalam Lukas 8:35 diceritakan bagaimana setelah Yesus mengusir setan dari padanya maka orang di Gerasa itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras. Kemudian dalam Lukas 13:10-17 dikisahkan bagaimana setan telah membuat seorang perempuan sakit bungkuk selama delapan belas tahun, dan ketika Yesus mengusir setan dari padanya maka sembuhlah perempuan itu. Juga pada Markus 9:14-20 (lihat juga Luk. 9:37-42) dikisahkan bagaimana seorang anak yang sangat menderita ketika dirasuk setan, bahkan membuat dia bisu dan tuli, namun ketika Yesus mengusir keluar setan dari padanya maka sembuhlah anak itu dari semua sakitnya. Dari beberapa kisah di atas dapat diketahui bahwa ketika setan diusir keluar dari seseorang maka sakit-penyakit yang dari kuasa setan itupun disembuhkan serta megalami pemulihan dalam hidupnya, sehingga memiliki hati dan niat selalalu mengasihi, semakin berkomitmen terhadap Firman Tuhan, mempersembahkan hidupnya sebagia anaka Allah dan berusaha mendekatkan diri dan berserah penuh kepada Tuhan. Inilah yang menjadi dampak dari pelayanan eksorsime yang sesungguhnya.

Misteri Trinitas

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Definisi Istilah Meskipun istilah "Trinitas" tidak pernah muncul di Alkitab secara eksplisi...