Tema : Hak dan Kewajiban Dalam Kerajaan Allah
Nats : Matius 20:20-28
Pendahuluan
Salah satu pemimpin di Jakarta ( Basuki Tjahaya Purnama) telah menampilkan sebuah teladan kepemimpinan yang sangat berbeda dengan konsep kepemimpinan yang selama ini kita lazim lihat di dalam kehidupan sehari-hari, BTP memperlihatkan bahwa :
1. Jabatannya sebagai kepala daerah adalah pelayan masyarakat sehingga selalu punya waktu mendengar keluh kesah warganya, membantu memberikan solusi bahwa sering mengobankan banyak hal utk warganya.
2. Sebagai pelayan masyarakat ia lebih banyak bekerja dari pada memusingkan diri dengan menuntut hak-haknya sebagai kepala daerah, padahal itu adalah sebuah kelaziman.
3. Sebagai pemimpin ia siap berkorban banyak hal dalam hidupnya.
Ketika membaca teks Matius 20 : 20-28 ini saya semakin diteguhkan pemahaman saya bahwa pola kepemimpinan BTP ini mencoba meneladai Yesus dan menerapkan prinsip kepemimpinan menurut Hukum Kerajaan Allah.
Melalui perikop ini kita mencermati 2 hal Penting dalam hukum Kerajaan Allah yaitu mengenai HAK DAN KEWAJIBAN :
1. Konsep HAK dalam kerajaan Allah.
Hak itu adalah “apa yang seharusnya kita terima”’’ Cerita tentang percakapan antara Yesus dengan ketiga orang pengikutnya yaitu Yohanes dan Yakobus serta ibunya Salome menggambarkan tentang bagaimana mereka begitu berambisi menjadi pemimpin di antara para Rasul (Mat 20:20-21), Ambisi terlihat pada beberapa hal :
a. Yohanes dan Yakobus adalah murid yang senior (Mat 4:21)
b. Mereka juga tergolong murid yang dekat dan disayangi oleh Tuhan Yesus.
c. Yesus pernah berjanji menjadikan para rasul sebagai pemimpin (Mat 19:28).
Jdi sebenarnya mereka adalah Rasul yang disegani, dihormati oleh rasul dan pengikut yang lain dan kemungkinan menjadi pemimpin sgt tinggi. Tetapi mereka ingin lebih dari itu.
Ambisi ini muncul ketika yohanes dan Yakobus lebih memfokuskan dirinya pada masalah Hak dibandingkan focus mereka pada Kewajiban.
Coba kita bandingkan dengan apa yang diteladankan Yesus melalui ayat 28. Kata "anak manusia datang….dan memberikan nyawanya…." Teks ini kontras dengan apa yang dilakukan Yohanes dan Yakobus karena ketika Yesus datang itu bermakna :
a. Ia menanggalkan seluruh hak keallahannya untuk turun ke dunia (band dg Fil 2:6-8). Datang = dari atas ke bawah >>>>>>>dari segala kepenuhan keallahan harus rela mengosongkan dirinya menjadi sama dengan manusia dengan segala keterbatasan.
Maka Ia : mengorbankan HAKnya demi sebuah tugas misi.
b. Ia mengorbankan haknya yang paling azazi yaitu hidupnya bagi tebusan.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa HAK kita sebagai orang percaya dan sebagai Hamba Tuhan itu terikat pada Bapa sehingga dalam ayat 23 Yesus mengingatkan kembali tentang Otoritas Bapa. Jika Bapa adalah penjamin Hak kita mungkinkah Allah yg sedemikian, agung, Mulia, baik, murah hati dan maha tahu itu tidak memberikan yang terbaik bagi umatNya dan Hamba-HambaNya.
Jemaat, hati-hatilah dalam kehidupan Kristen kita, jika kita hanya berorientasi pada apa yg seharusnya sy terima (HAK) dari Tuhan maka kita akan terpuruh dalam penyembahan yang semu kepada Tuhan, ketaatan yang penuh pamrih, doa yang munafik, dan iman yang rapuh, seperti Salome, datang menyembah tersungkur hanya karena ada maunya.
Banyak anak Tuhan yang doanya hanya menuntut Tuhan, banyak yang mengeluh bahkan protes kepada Tuhan, seperti orang yang tidak kenal Tuhan (Bandingkan dgn Mat 7 : 11)
Illustrasi : Seorang Santo Memiliki Karunia Rahasia.
2. Konsep KEWAJIBAN Dalam Kerajaan ALLAH.
Kewajiban itu berbicara tentang ‘’apa yang seharusnya kita kerjakan’’
Lanjutan teks ayat 28 ‘’anak Manusia datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani…”
Perhatikan bahwa Yesus memberikan teladan hidup dan sekaligus mengemukakan sebuah prinsip yang berlaku dalam Kerajaan Allah yaitu prinsip “melayani’’
Perkataan Yesus ini sebagai kesimpulan dari perkataan sebelumnya yang mengajarkan prinsip penting. Dunia ini mengajarkan bahwa jika ingin menjadi besar, terkenal, memiliki kuasa yang besar, bergengsi maka harus dicari melalui cara menjadi pemimpin. Dunia mengajarkan jika engkau jadi pemimpin maka HAK kita akan lebih besar dari KEWAJIBAN : Sedikit kerja banyak uang, gengsi tinggi, kebanggaan tinggi, kehormatan tinggi, dll.
TIDAKLAH DEMIKIAN dalam kerajaan Allah, perhatikanlan TEKS ini
Ay 26 : tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah menjadi pelayanmu,
Ayat 27 : dan barang siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
Kalimat tidaklah demikian di antara kamu menunjukkan sebuah perbedaan yang mendasar bahwa dalam kehidupan kekristenan Tuhan ingin kita focus pada mengerjakan kewajiban dan pelayanan kita. Kata pelayan dan hamba cukup mewakili konsep ini, bahwa fokuslah berkarya bagi Tuhan tanpa memusingkan diri pada apa yang akan aku dapat jika melakukan itu.
Kenyataannya hal ini tidak mudah, sangat disayangkan bahwa gereja terlalu banyak memiliki selebriti/artis rohani dibandingkan pelayan Tuhan. Banyak hamba Tuhan maupun jemaat yang berlomba-lomba mencari kedudukan, gelar, kekayaan, kekuasaan agar terlihat hebat, namun sedikit orang yang mau mengambil baskom dan handuk untuk membasuh kaki orang lain.
Saya banyak belajar dari sebuah gereja besar di Korea (Myungsung Presbyterian church) yang mengajarkan kpd semua jemaat harus melayani tanpa memandang status dan kedudukan sehingga ada walikota, rektor dan pengusaha kaya yang terlibat pelayanan parkir mobil di gereja, ada eksportir kaya menjadi pencuci piring di gereja, dsb. dan yang sangat menarik jika Gereja mengalami banjir maka semua pendeta tdk boleh pulang harus menguras air banjir dan mengepel gereja termasuk pendeta senior. Kas gereja tidak boleh disimpan atau ditumpuk di bank tetapi harus dihabiskan untuk membantu jemaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar