Kebangkitan Orang Muda
Judul : RISE AND SHINE
Nats : Isaiah 60:1-2
Pendahuluan
Dunia sekarang ini mengalami krisis multi aspek sampai pada tingkatan yang belum pernah terjadi pada sejarah sebelumnya, misalnya
a. Negara-negara Timur Tengah dan Afrika terus mengalami konflik dan peperangan yang berkepanjangan dan semakin meluas secara masif (Irak, Turki, Suriah, dll)
b. Israel yang terkenal dengan kekuatan militer dan kecanggihan teknologi namun beberapa hari lalu mengalami kebakaran hebat yang sulit untuk diatasi.
c. Beberapa negara-negara Eropa yang notabene sebagai negara maju namun juga mengalami krisis keamanan (terrorism) dan beberapa Negara lagi mengalami krisis ekonomi (Yunani).
d. Amerika bergolak dan hampir terpecah menjadi dua kelompok akibat pemilihan Presiden.
e. Asia tidak berhenti menghadapi bencana dan krisis multi aspek.
f. Indonesia secara khusus nampaknya juga belum memperlihatkan tanda-tanda akan menjadi negara impian bagi warganya, yaitu Negara yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja karena banyaknya permasalahan baik yang berkaitan dengan bencana alam, tensi politik yang terus meningkat, krisis SARA, dan sebagainya.
Kondisi demikian turut memberikan andil dalam menanamkan ketakutan, kekhawatiran, dan kegelisahan, ditambah lagi kasus Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya lingkupnya regional, namun karena ada dugaan kasus penistaan agama maka permasalahan ini meluas tak terkendali. Dampaknya tentu sudah dapat diduga yaitu tekanan yang semakin kuat terhadap kaum minoritas. Keadaan ini dapat saja berpotensi melemahkan iman orang percaya atau bahkan sebaliknya.
Kondisi yang sama juga dialami umat Tuhan abad 8 sebelum masehi, saat Yesaya menjalankan tugas kenabiannya. Orang-orang Israel dan Yehuda mengalami keterpurukan karena penindasan yang dilakukan Asyur, namun disaat itu pengharapan melalui nubuatan Mesianik yang disampaikan Yesaya menggairahkan kembali hidup mereka. “Bangkitlah, bersinarlah” itu penggalan Firman Tuhan dalam Yesaya 60:1, suatu perintah kepada Israel untuk bangkit dan berdiri dari keterpurukan dalam kondisi yang tak berpengharapan.
Secara hermeneutis kita dapat melihat bagaimana ayat itu disusun secara indah dalam sebuah system “synonymous Parallelism/sinonim sejajar” dan “antithetic Parallelism/kesejajaran dikontraskan” yang mengikuti kalimat instruksi/imperative, sehingga secara skematik dapat digambarkan seperti berikut
|
Menjadi teranglah-------------
Sebab ------------------------- Alasan Positif
|
Dan
Kemulyaan Tuhan
terbit atasmu--------------------
|
Sebab ------------------------ Alasan Negatif
Sesungguhnya
|
Dan
|
Tetapi ------------------------------------------------------------------------------
|
Dan
kemulyaanNya menjadi nyata atasmu------------
A. Konten/ Isi Perintah Allah
Teks dalam Yesaya 60 ayat 1 ini memuat dua perintah/imperatif :
1. Bangkitlah
Kata “bangkit” dalam konteks ini tidak dapat ditafsirkan secara literal sebab kata itu dipakai sebagai gambaran untuk sebuah “kegiatan” secara spiritual. Umat Allah yang ada di kerajaan selatan/Yehuda sedang ada dalam keterpurukan secara social, politik, dan ekonomi akibat serangan balik dari Asyur yang sedang merasa dikhianati oleh Yehuda setelah dimanfaatkan untuk menyerbu saudara mereka di Israel namun pada akhirnya dibelakang semua itu Yehuda bergabung dengan koalisi liga bangsa-bangsa anti Asyur. Yehuda mengalami tekanan yang membuat mereka jatuh tersungkur dan tidak memiliki daya untuk bangkit, maka perintah ini seolah mengingatkan dan menyadarkan Yehuda bahwa pekerjaan besar Tuhan sedang dimulai bagi mereka dan Allah berkenan memakai mereka sebagai alatNya.
2. Menjadi Teranglah
Apa maksud dari perintah untuk menjadi terang? Dalam konteks Perjanjian Lama memang istilah ini dipakai untuk menggambarkan beberapa konsep, namun makna dari istilah “terang” secara khusus berdasarkan konteks Yes 60 kata adalah “kemulyaan umat Allah”. Jadi jika intruksi itu adalah agar jemaat Tuhan memancarkan kemulyaan, apakah hal itu memungkinkan untuk dikerjakan sedangkan kita tahu bahwa semua manusia adalah berdosa dan tidak memiliki kemulyaan yang dimaksud (bdg Roma 3:23). Penjelasan dalam ayat selanjutnya dari perintah itu menjadi dasar kemungkinan dikerjakannya perintah itu bahwa Allahlah yang sedang membawa dan menganugerahkan kemulyaan itu kepada umatNya dan hal ini diteguhkan dalam Yohanes 17:22 dan Roma 5: 2.
Apa yang harus dikerjakan untuk memancarkan terang Tuhan ? dalam bagian teks ini tidak ada penjelasan dan petunjuk teknis implementasi dari perintah tersebut, hal ini mengindikasikan bahwa manusia harus terus berfikir dan bertidak dalam kerangka “terang kemulyaan Tuhan” senantiasa agar melaluinya buah-buah itu muncul dan dapat dilihat oleh semua orang.
B. Dasar Perintah Allah
Perintah dalam bagian awal ayat 1 diberikan karena dua alasan yang mendasarinya,
· Alasan negative, yaitu kondisi dunia yang diliputi oleh kegelapan rohani “…sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa…” ayat 2. Kegelapan spiritual secara aktif dan dan pasti terus menyelubungi dunia ini, menumpulkan hati dan pikiran manusia sehingga olehnya manusia diseret untuk semakin menjauh dari Allah, namun belas kasih Allah jauh lebih besar dibandingkan kegelapan itu sehingga umat Allah didorong bahkan diperintahkan menjadi alat Tuhan untuk melenyapkan kegelapan itu (Yoh 12:35, Kis 26:18, Rom 2: 19, Kol 1:13, 1 Pet 2:9).
· Alasan positif, yaitu karena karya pendamaian Tuhan yang sedang datang “…sebab terangmu datang….” Ay 1 b dan diulang kembali pada ayat 2 b “…tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemulyaanNya menjadi nyata atasmu…”. Karya penebusan sedang terjadi ketika nubuatan itu disampaikan dan sakarang telah digenapi melalui karya Salib Kristus maka terang itu telah menjadi milik umat Allah (Mat 5:14), Allah berkehendak terang kemulyaan Tuhan itu dipancarkan kepada orang lain agar melaluinya semua manusia memulyakan Dia.
C. Janji Dibalik Perintah Allah
Ayat 3-22 dari pasal ini berupa uraian berkat yang akan diterima oleh umat Allah. Seringkali umat Allah menyibukkan diri dengan pencarian berkat dan semua hal tentang “penghidupan” namun cenderung mengabaikan terhadap kebutuhan “kehidupan” yang sejati. Sekali lagi Tuhan mengajarkan bahwa jika kita focus pada perjuangan dalam memenuhi kebutuhan substansi dari hidup yaitu melakukan kehendak Allah seperti dalam ayat 1-2, maka sebenarnya segala hal yang berkaitan dengan factor-faktor penunjang “kehidupan” atau yang sering disebut factor “penghidupan” akan Tuhan limpahkan dalam hidup umatNya. Semua hal yang seringkali membuat manusia terbuai dan “gagal focus” yaitu masalah pencarian harta kekayaan, ketenaran, ketentraman hidup, jaminan masa depan, dan sebagainya sebenarnya sudah Allah persiapkan sebagai bonus bagi umatNya yang mau dipakai sebagai alatNya untuk menyingkirkan kegelapan dunia dan memancarkan kemulyaanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar